Sabtu, 28 Maret 2020

Cerita Nabi Ayyub Yang Tabah Menghadapi Musibah Dan Penyakit

Nabi Ayyub ialah salah satu Nabi yang Allah kisahkan dalam Al Quran karena ketakwaannya meskipun dilanda aneka macam macam musibah dan penyakit. Ia yakni putra Ish bin Ishak bin Ibrahim, ia merupakan salah satu orang yang kaya raya pada jamannya hidup makmur makmur, namun harta kekayaannya itu tidak membuatnya lalai dalam mengenang Allah swt dan tetap beribadah kepada Allah Swt. Berikut ialah kisah Nabi Ayyub yang sabar menghadapi musibah dan penyakit, selengkapnya. Dalam limpahan harta kekayaannya dia tidak lupa bahwa nikmat tersebut datangnya cuma dari Allah Swt, maka dari sebagian hartanya tersebut dia suka membagikannya terhadap kaum fakir miskin dan untuk membantu orang-orang yang dilanda kesusahan hidup. Atas perbuatannya tersebut menjadikan para malaikat pun terkagum-takjub kepadanya atas keikhlasannya beribadah terhadap Allah swt. Beberapa Musibah Yang Menimpa Nabi Ayyub Dibawah ini akan diterangkan perihal rangkaian akal bulus Iblis dalam rangka menggoda Nabi Ayyub, supaya keimanan Nabi Ayyub menjadi luntur terhadap Alah swt. Setelah sang Iblis yang mendengar pembicaraan para malaikat yang takjub atas keimanan Nabi Ayyub tersebut, iblis merasa iri dan dengki dan berniat ingin menjerumuskan Nabi Ayyub supaya menjadi orang yang tidak tabah dan celaka. Langkah pertama maka sang iblis mendekati Nabi Ayyub supaya kesasar dan tidak inginbersyukur terhadap Allah Swt. Akan namun bisnisnya itu gagal, keteguhan keimanan Nabi Ayub tidak tergoyahkan sebab bujuk rayu sang Iblis. Tidak sampai disitu, lalu Iblis menghadap Allah swt, meminta izin untuk menggoda Nabi Ayub, Iblis berkata : Wahai Tuhan, bekerjsama Ayub selalu memujimu tak lain hanyalah alasannya adalah takut kehilangan kenikmatan yang telah engkau berikaj kepadanya. Semua ibadah tidak nrimo dan bukan alasannya cinta dan taat kepada-mu. Andaikata beliau terkena petaka dan kehilangan harta benda, anak-anak dan istrinya belum pasti dia akan taat dan tetap nrimo menyembahmu. Mendengar perkataan itu, kemudian Allah Swt berfirman : Sesungguhnya Ayub yakni hamba-ku yang sangat taat terhadap-Ku, dia seorang mu’min yang sejati. Apa yang ia kerjakan untuk mendekatkan diri terhadap-Ku yaitu semata-mata didorong doktrin yang teguh dan taat yang bulat terhadap-Ku iktikad dan takwanya takkan tergoyahkan oleh perubahan keadaan duniawi. Cintanya terhadap-Ku dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi berkurang walau ditimpa bencana alam apapun yang melanda dirinya dan hartanya. Ia percaya bahwa apa yang beliau miliki yaitu pemberian-Ku yang sewaktu-waktu mampu Aku cabut daripadanya atau menjadikannya berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan persangkaan. Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku anak cucu adam berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji ketabahan hati Ayub dan keyakinannya pada diri-Ku. Kerahkanlah pembantu-pembantumu untuk menarik hati Ayub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikanlah keluarganya yang rukun tenang makmur itu, lihatlah sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan hamba-Ku (Ayub). Hilang/Musnahnya Harta Kekayaan Nabi Ayyub Setelah mendapat izin dari Allah Swt untuk menarik hati Ayub, maka Iblis dan para pembantunya lalu mulai menyerbu keimanan Ayub. Mula-mula mereka membinasakan binatang ternak peliharaan Nabi Ayub. Lalu satu persatu binatang-binatang tersebut mati bergelimpangan, disusul dengan lumbung-lumbung gandum dan lahan pertanian Nabi Ayub semua musnah terbakar tanpa karena. Melihat peristiwa tersebut, Iblis mengira akan berkeluh kesah alasannya adalah banyak kehilangan hewan ternak dan lahan pertaniannya. Melihat kejadian tersebut Nabi Ayub tetap berbaik sangka baik kepada Allah Swt, seluruhnya beliau serahkan terhadap Allah semata. Harta adalah titipan Allah yang di saat-waktu dapat di ambil oleh sang pemiliknya (Allah Swt). Meninggalnya Putra-putra Nabi Ayyub Selanjutnya Iblis dan para pembantunya mengunjungi putra-putra Nabi Ayud yang sedang berada di dalam gedung yang besar dan megah, lalu mereka menggoyang goyangkan tiang-tiang gedung tersebut yang menyebabkan rubuh dan menimpa seluruh putra-putra Ayub yang menimbulkan seluruhnya meninggal. Atas kejadian tersebut Iblispun kemudian mengira bahwa bisnisnya akan berhasil menggoyahkan keimanan Nabi Ayub, alasannya adalah Nabi Ayub sungguh mengasihi putra-putranya tersebut. Akan namun sang Iblis dan para pembantunya itu kecewa kembali, alasannya adalah Nabi Ayub tetap teguh dalam beribadah terhadap Allah Swt dan tidak berkeluh kesah dan ia berserah diri cuma kepada Allah Swt. Nabi Ayyub tertimpa penyakit  Usaha Iblis berikutnya yaitu menaburkan baksil (semacam penyakit kulit bisul) di sekujur tubuh Nabi Ayub sehingga ia menderita sakit kulit yang sungguh menjijikan. Keluarga dan para tetangganya menjauhinya alasannya adalah takut tertular, para istri-istrinya banyak yang melarikan diri dan cuma seorang saja yang setia menemaninya yaitu yang berjulukan Rahmah. Para tetangga terutama kalangan ibu-ibu secara terperinci-terangan mengusir Nabi Ayub dari pemukiman penduduk. Nabi Ayub dan Rahmah pergi ke ujung desa didekat pembuangan sampah, namun disana orang-orang tidak mau menerima, mereka tetap mengusir Nabi Ayub. Melihat perlakuan orang-orang maka Nabi Ayub dan Istri setianya yang berjulukan Rahmah pergi ke sebuah kawasan yang yang sepi dari kerumunan insan. Selama tujuh tahun Nabi Ayub menderita penyakit tersebut, tetapi Nabi Ayub tetap sabar dan tetap berdzikir terhadap Allah swt. Untuk mencukupi kebutuhan hidup, maka Rahmah sang istri bekerja sebagai di pabrik pembuatan roti. Pagi berangkat dan sore harinya ia kembali pulang ke rumah pengasingan. Lama kelamaan sang majikan Rahmah mengetahui bahwa ia yakni istri Ayub yang berpenyakitan, mereka khawatir Rahmah menenteng baksil yang mampu menular lewat roti, maka rahmah diberhentikan dari pekerjaannya. Rahmah yang setia tetap mempertimbangkan suaminya (Nabi Ayub), ia meminta majikannya biar memberinya roti, tapi sang majikan tidak memberinya. Majikannya mau memberinya roti kalau Rahmah mau memangkas gelung rambutnya yang panjang padahal gelung tersebut sangat digemari Nabi Ayub. Akhirnya Rahmah pun setuju, namun dirumah Nabi Ayub menduga bahwa Rahmah telah menyeleweng, padahal tidak. Nabi Ayyub ditinggalkan Istrinya Suatu hari, Rahmah merasa tidak tahan dengan kondisi ia menetapkan untuk melakukan pekerjaan guna menghidupi suaminya dan Rahmah pamit meninggalkan suaminya (Ayub). Namun Nabi Ayub melarangnya akan namun Rahmah tetap pergi sembari berkeluh kesah. Lalu Nabi Ayub berkata pada istrinya : Kiranya kau sudah terkena bujukan setan, sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah. Lalu Nabi Ayub menyertakan : Awas kelak bila saya sudah sembuh kau akan ku pukul seratus kali. Mulai dikala ini tinggalkanlah saya seorang diri, aku tak memerlukan pertolonganmu sampai Allah hingga Allah memilih takdirnya. Setelah ditinggal pergi oleh Rahmah, satu-satunya orang yang terakhir yang masih dan menyayanginya dan masih mau merawatnya kini Nabi Ayub hidup seorang diri. Di dalam kamarnya beliau berdo’a bermunajat kepada Allah : Ya Allah, saya sudah diusik oleh setan dengan kepayahan dan kesusahan serta siksaan dan Engkau wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Nabi Ayyub Kembali Sembuh Seperti Sediakala Allah Swt menerima do’a Nabi Ayub yang telah berada dipuncak ketabahan dan ketekunan doktrin dalam menghadapi ujian. Allah Swt berfirman terhadap Nabi Ayub : Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan menyembur dan dengan air itu kamu akan sembuh dari semua penyakitmu. Kesehatan dan kekuatanmu akan pulih kembali jikalau kamu pergunakan untuk minum dan mandi. Kemudian Nabi Ayub melakukan perintah itu, kemudian dia minum dan mandi dengan air yang menyembur tersebut dari bawah kakinya, maka beliau lantas sembuh saat itu juga seperti sediakala. Semua penyakit biksul yang pernah menyanggupi seluruh tubuhnya hilang saat itu juga. Di lain daerah, Rahmah sang istri yang sudah pergi meninggalkan suaminya (Nabi Ayub) merasa kasihan dan tak tega membiarkan Nabi Ayub seorang diri. Lalu dia datang untuk menjenguk, namun ia tak mengetahui suaminya lagi, alasannya Nabi Ayub telah sembuh dan keadaannya jauh lebih baik ketimbang sebelumnya. Nabi Ayub sekarang lebih sehat dan lebih tampan. Nabi Ayub bergembira melihat istrinya pulang kembali. Namun ia ingat harus melaksanakan sumpah itu. Kini Nabi Ayub tidak yakin, istrinya telah turut menderita di saat gotong royong dengannya selama tujuh tahun, akankah ia tega untuk memukulnya. Ketika Nabi Ayub sedang merasa sangsi, datanglah Wahyu Allah dan menunjukkan jalan keluar, Allah berfirman : Hai Ayub, ambillah lidi serratus buah dan pukullah istrimu itu sekali saja, dengan demikian maka tertebuslah sumpahmu. Lalu Nabi Ayub memukulkan ikatan lidi yang jumlahnya seratus buah itu tetapi dengan pelan. Berkat ketekunan dan kesabaran imannya, maka Nabi Ayub dikaruniai lagi harta benda yang melimpah ruah. Lalu dari Rahmah beliau mendapat anak berjulukan Basyar, yang kemudian mendapat julukan Dzulkifli yang memiliki arti : Punya sanggup . Kemudian Dzulkifli Allah angkat juga menjadi seorang Nabi dan Rasul untuk menyempaikan risalah kenabian mirip ayahnya (Nabi Ayub). Demikianlah bahasan tentang kisah Nabi Ayyub yang sabar menghadapi musibah dan penyakit. Semoga ada hikmahnya untuk kita seluruhnya. W allaahu A'lam
Sumber https://dadanby.blogspot.com


EmoticonEmoticon