Selasa, 31 Maret 2020

Faktor-Aspek Penyebab Mundurnya Umat Islam

Terjadinya kemunduran umat Islam ditandai pada kemerosotannya pada bidang politik, semenjak kala Dinasti Abbasiyah yang berkuasa di Baghdad. Di kawasan lainnya pada era berdirinya kekuasaan Bani Umayyah II yang berdiri di Andalusia (Spanyol) telah bermunculan kerajaan-kerajaan kecil sampai berakhirnya kurun kekuasaan Bani Ahmar. Beda halnya dengan bangsa barat, hal ini justru menjadi titik permulaan kebangkitan bangsa barat. Ketika bidang kemiliteran umat Islam mulai lemah, maka bangsa barat dengan mudahnya menginfasi tempat-kawasan yang menjadi kekuasaan Islam yang satu persatu mengalami kekalahan. Bangsa barat telah belajar banyak dari Ilmuwan-ilmuwan muslim dimasa kekuasaan Islam berlangsung. Berikut adalah Faktor-aspek penyebab mundurnya umat Islam yang terjadi secara tidak langsung dan langsung selengkapnya. Terjadinya Kemunduran Pada Kerajaan Besar Islam Kemunduran Islam tidak lepas dari runtuhnya kerajaan-kerajaan Islam besar di Jazirah Arab. Di antara gambarannya yaitu kejayaan yang dicapai oleh Daulah Abbasiyah yang lalu menuai kemunduran sampai dengan keruntuhannya. Runtuhnya Daulah Abbasiyah bukan tanpa karena. Setelah Daulah Abbasiyah sukses membumikan kejayaan dan keemasannya dalam berbagai bidang peradaban dan ilmu wawasan akibatnya mengalami keruntuhan.  Beberapa faktor yang melatarbelakangi runtuhnya Daulah Abbasiyah 1. Faktor Dari Dalam (Internal) Perebutan Kekuasaan di pusat pemerintahan yang terjadi antara penerus Daulah Abbasiyah tidak terbendung. Bagi sebagian orang Arab, mereka masih belum mampu melewatkan imbas Daulah Umayyah sebab pada periode daulah tersebut, hampir semua penguasa berasal dari bangsa Arab.  Namun bagi golongan non Arab (`Ajam) mereka juga menghendaki kekuasaan Daulah Abbasiyah dipegang oleh keturunan mereka. Demikian halnya orang-orang Persia, mereka menginginkan suatu daulah dengan pemimpin yang berasal dari golongan mereka.  Fanatisme kebangsan ini rupanya menjadi salah satu pemicu perpecahan di dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah sehingga menimbulkan sentimen tertentu dikalangan bangsa-bangsa non Arab. Perselisihan yang makin meruncing tersebut kemudian berbuntut kepada perebutan kekuasaan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. Daulah Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kaya.  Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga Baitul-Mal sarat dengan harta. Perekonomian penduduk sangat maju utamanya dalam bidang pertanian, jual beli dan industri. Ketika memasuki kurun kemunduran politik, perekonomian pun ikut mengalami kemunduran yang drastis sehingga krisis ekonomi merusak tatanan ekonomi pada kala itu.  Kecenderungan para penguasa untuk hidup glamor, menonjol dan berfoya-foya lalu disertai oleh para hartawan dan anak-anak pejabat ikut menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin. Munculnya daulah-daulah kecil yang memerdekakan diri merupakan aspek yang paling kerap timbul dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah.  Kedudukan khalifah yang tidak cukup berpengaruh menciptakan para penguasa dan pelaksana pemerintahan memiliki akidah yang rapuh terhadap pemerintah pusat. Dominasi bangsa Turki dan Persia yang ingin memerdekakaan diri menjadi pemicu perpecahan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah.  Hal ini juga berakibat terhadap bangsa-bangsa lain yang jauh dari pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah berupaya memisahkan diri dari kekuasaan Baghdad.  2. Faktor Dari Luar (External)  Perang Salib yang terjadi antara umat Islam dan Kristiani sudah menanamkan benih-benih permusuhan yang kuat antara umat Islam dan Katolik. Kebencian itu makin berpengaruh setelah peraturan baru yang diterapkan oleh Daulah Bani Saljuk menyulitkan orang-orang Nasrani yang berkunjung ke Baitul Maqdis.  Perang Salib terjadi dalam beberapa gelombang dan banyak mengkonsumsi korban dari pihak Islam dan Katolik. Dampak dari perang salib tersebut, beberapa wilayah kekuasaan Islam berhasil dikuasai oleh serdadu Nasrani. Serangan bergelombang Bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan sudah meluluhlantakkan Baghdad dan seluruh penjuru daerah kekuasaan Daulah Abbasiyah.  Tragedi kemanusian berbentukpenganiayaan dan penyiksaan berlangsung kurang lebih 40 hari dengan jumlah korban yang mencapai ratusan ribu umat Islam pada waktu itu. Terbunuhnya Khalifah Al-Mu`tashim menjadi penanda final dari Daulah Abbasiyah. Runtuhnya kekuasaan Islam tidak cuma dialami oleh Daulah Abbasiyah.  Di kepingan bumi lainnya juga mengalami peristiwa yang hampir sama. Daulah Bani Ahmar di Andalusia juga berakhir dengan tragis. Khalifah terakhir diusir dari Andalusia, bahkan seluruh umat Islam di Andalusia dipaksa meninggalkan Andalusia atau tetap di Andalusia tetapi berpindah kepercayaan. Daulah Mughal di India juga mengalami hal serupa.  Rapuhnya keadaan dalam negeri Daulah Mughal membuka potensi Imperium Inggris sukses masuk dan meruntuhkan kejayaan Mughal dan kemudian menguasainya. Penjajahan ini lalu berlangsung hingga negara India berhasil memerdekakan diri.  Syekh Amir Syakib Arselan mengungkap beberapa argumentasi mengapa umat Islam ketika ini mengalami kemunduran dan susah untuk maju, adalah : 1. Umat Islam telah tidak benar-benar mengamalkan anutan Islam sesuai dengan syari'at.  Kitab Al Quran dan Al Hadits ialah sumber anutan hidup kita semoga senang dunia dan akhirat. Nabi SAW bersabda: “Aku tinggalkan bagimu dua masalah, jikalau kamu berpegang teguh kepada keduanya kau tidak akan kehilangan arah selama-lamanya yakni kitab Allah dan Sunnah Rasul (hadis).  2. Umat Islam tidak mau bersatu dan terpecah belah.  Padahal umat Islam ditugaskan untuk bersatu. Allah Swt sudah mengingatkan terhadap kita semua dalam Qs. Ali Imran : 103.  Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya terhadap tali (agama) Allah, dan janganlah kau bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu dikala kamu dahulu (kurun Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu sebab ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, kemudian Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menunjukan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu menerima petunjuk.  3. Mayoritas umat Islam terlalu cinta dunia dan takut mati.  Kebanyakan umat Islam lebih mementingkan kehidupan dunia dan melalaikan akherat. Padahal terperinci-jelas kehidupan dunia ini cuma fatamorgana dan telah dicontohkan oleh generasi pendahulu Islam mereka lapang dada betul dalam mengerjakan misi sebagai hamba Allah Swt tanpa melewatkan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah Swt.  4. Mundurnya umat Islam disebabkan hilangnya semangat Jihad.  Jihad yaitu satu kesungguhan untuk berjuang di jalan Allah Swt. Jihad ialah usaha yang sungguh-sungguh yang dilaksanakan alasannya adalah panggilan Illahi, adalah usaha benar-benar dengan mengerahkan segala potensi dan kesanggupan yang dimiliki untuk mencapai tujuan, terutama dalam mempertahankan kebenaran, kebaikan dan keluhuran. Munculnya Gerakan Renaissance Bangsa Barat Munculnya gerakan renaisance ini menjadi menerangkan lahirnya sebuah peradaban baru di dunia khususnya bangsa barat Eropa, sesudah sekian lamanya hidup yang disebut dalam masa kegelapan, maka dari gerakan inilah permulaan kala pencerahan bangsa-bangsa barat.  Para pemikir dan ilmuwan barat yang sebelumnya belajar terhadap ilmuwan muslim, berupaya keras mencari inspirasi-pandangan baru baru dengan kembali mempelajari ilmu-ilmu zaman Romawi antik, Yunani kuno kemudian Daulah Utsmani untuk dijadikan referensi dan akibatnya menciptakan penyesuaian ilmu-ilmu wawasan baru yang terus dikembangkan. Pengetahuan-wawasan yang terus di gali pada alhasil melahirkan inovasi-inovasi baru berupa terciptanya perlengkapan-peralatan teknologi yang secara perlahan tetapi niscaya, bangsa eropa mulai membuatkan beragam teknologi yang sebelumnya sempat dimiliki oleh umat Islam. Hikmah Terjadinya Kemunduran Umat Islam Khalifah Umar bin Khattab ialah salah satu pemimpin teladan umat Islam, dia hidup dalam kesederhanaan meskipun banyak sekali potensi untuk menjangkau harta kekayaan. Pada abad kepemimpinnya beliau mencicipi kegundahan akan terjadinya kemunduran pada tubuh umat Islam.  Khalifah Umar bin Khattab pernah menulis sepucuk surat terhadap Sa’ad bin Abi Waqas R.A. yang berisi : “Sesungguhnya kami menyuruh kepadamu dan kepada seluruh pasukan yang kamu pimpin, biar taqwa dalam segala kondisi, karena taqwa terhadap Allah Swt merupakan seutama-utamanya persiapan dan taktik paling besar lengan berkuasa dalam menghadapi pertempuran”.  Rasa kegalauan yang dicicipi oleh Khalifah Umar bin Khattab ihwal kekurangan umat Islam terbukti dengan aktual. Pesan tertulis tersebut disampaikan oleh Khalifah Umar bin Khattab kepada sahabat Sa`ad bin Abi Waqas saat akan menghadapi suatu peperangan dengan kaum kafir.  Kelalaian umat Islam yang telah banyak meninggalkan nilai-nilai aliran Islam, utamanya para pemimpin, para khalifah dan para pejabat kerajaan-kerajaan Islam mempunyai efek luas kepada masyarakat dan pemerintahannya. Pesan tersebut oleh Sa`ad bin Abi Waqas disampaikan pula terhadap para pengikutnya.  Pasukan perang akan betul-betul kuat kalau para pejuang benar-benar takut terhadap Allah Swt. Perbuatan maksiat mesti dibuang jauh-jauh, sebab jikalau tidak demikian efek kemaksiatan akan menjadi musuh yang lebih besar dibandingkan dengan lawan dalam peperangan. Musuh akan sangat berat ditaklukkan tanpa adanya bantuan dari Allah Swt, kekuatan manusia sungguh terbatas, sedangkan kekuatan Allah swt tiada batasannya. Pesan inti dari apa yang ditulis khalifah Umar bin Khattab ra bagi kita yaitu jangan sekali-kali umat Islam meninggalkan ketaqwaan kepada Allah swt, ketakwaan ialah dasar dari segala kehidupan umat Islam. dari adanya rasa takwa itulah umat akan memiliki jiwa pemberani dan hanya takut kepada Allah SWT. Demikian bahasan perihal faktor-aspek penyebab mundurnya umat Islam. Semoga ada hikmah dan keuntungannya buat kita seluruhnya. Wallaahu A'lam.
Sumber https://dadanby.blogspot.com


EmoticonEmoticon