Sabtu, 28 Maret 2020

Teori Masuknya Islam Di Indonesia

Masuknya fatwa agama Islam ke negeri Nusantara Indonesia, menuai beragam teori yang menjelaskan dan membuktikannya dengan aneka macam bukti-bukti yang ada. Menurut hemat penulis semuanya juga sama-sama punya peranan, hanya saja dari segi waktu yang membedakannya. Teori masuknya Islam di Indonesia berisikan empat teori, yaitu : Teori Makkah, teori Persia, teori Gujarat dan teori Cina. Berikut ialah pembahasan perihal teori masuknya Islam ke Indonesia yang mau menerangkan satu persatu ihwal teori-teori masuknya Islam di Indonesia selengkapnya. 1. Teori Makkah Teori Makkah merupakan teori baru yang timbul selaku sanggahan atau penolakan kepada teori Gujarat. Teori Makkah mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada periode pertama Hijriyah atau kala ke-7 Masehi. Adapun orang-orang yang menjinjing Islam ke Indonesia berasal dari bangsa Arab, terutama Mesir. Teori ini didasarkan pada beberapa hal berikut ini. 1. Pada era ke-7 (tahun 674 Masehi) di pantai barat Sumatera telah terdapat perkampungan Arab (Islam), dengan pertimbangan bahwa penjualArab sudah mendirikan perkampungan di Kanton semenjak abad ke-4.  Hal ini juga sesuai dengan informasi Tiongkok dari Hikayat Dinasti Tang yang antara lain menceritakan ihwal orang-orang Ta Shih (sebutan untuk bangsa Arab) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan Ho Ling yang diperintah oleh Ratu Sima (tahun 674 Masehi). 2. Kerajaan Samudera Pasai menganut madzhab Syafi’i. Dalam hal ini, imbas madzhab Syafi’i yang paling besar pada waktu itu yaitu di Mesir dan Mekah. Adapun daerah Gujarat (India) yakni penganut madzhab Hanafi. 3. Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar al-Malik, di mana gelar ini berasal dari Mesir. Teori Makkah didukung oleh Hamka, Van Leur, dan T.W. Arnold. Pendukung teori ini menyatakan bahwa pada kurun ke-13 sudah bangkit kekuasaan politik Islam. Kaprikornus, masuknya Islam ke Indonesia terjadi sebelumnya, yaitu pada masa ke-7. Begitu pula yang berperan besar terhadap proses penyebaran Islam ialah bangsa Arab. 2. Teori Persia Teori Persia beropini bahwa Islam masuk ke Indonesia pada periode ke-15 dengan dibawa oleh bangsa Persia (kini menjadi negara Iran). Teori Persia didasarkan pada banyaknya kesamaan antara budaya Persia dengan masyarakat Indonesia, di antaranya selaku berikut. 1. Peringatan 10 Muharram atau hari Asyura, ialah memperingati meninggalnya Husain bin Ali (cucu Nabi Muhammad Saw.) yang sangat dihormati oleh kaum Syi’ah (Islam Iran). Di Sumatra Barat, perayaan tersebut disebut dengan upacara Tabuik (Tabut). Sedangkan di Pulau Jawa, masyarakatnya menciptakan bubur Suro. 2. Kesamaan fatwa tasawuf yang dianut Syeikh Siti Jennar dengan seorang sufi dari Iran adalah, al-Hallaj.  3. Penggunaan perumpamaan bahasa Persia dalam tata cara mengeja abjad Arab untuk gejala suara harakat (jabar jer = fathah, dhammah, kasrah). 3. Teori Gujarat Teori ini mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada kurun ke-13 Masehi. Bangsa Gujarat (Cambay) dari India diyakini sebagai pihak yang menjinjing Islam ke Indonesia. Teori ini didasarkan pada hal-hal berikut. 1. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. 2. Hubungan dagang antara Indonesia dengan India telah usang terjalin lewat jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa. 3. Adanya batu nisan Sultan Malik al Saleh (sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai) yang bertuliskan angka tahun 1297 bercorak khas Gujarat. Teori Gujarat disokong oleh Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim, dan Bernard H.M. Vlekke. Para andal sejarah pendukung teori ini lebih memusatkan perhatiannya pada dikala timbulnya kekuasaan politik Islam, yakni adanya Kerajaan Samudera Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marco Polo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak (Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk agama Islam dan banyak pedagang dari India yang berbagi Islam. 4. Teori Cina Ahli sejarah yang mendukung teori ini antara lain : Prof. Slamet Muljana, H.J, De Graaf. Teori cina ini di dasarkan pada asumsi adanya bagian kebudayaan Cina dalam sejumlah komponen kebudayaan Islam di Indonesia, menurut sumber klonik dari klenteng Sampokong di Semarang yang memberikan imbas orang-orang Cina dalam penyebaran Islam di Indonesia. Pengaruh cina dalam penyebaran Islam di Indonesia, bisa kita saksikan pada bukti-bukti arkeologis. Pada masjid-masjid antik yang dibangun pada sekitar masa ke-15 Masehi. Masjid Agung Demak, Masjid Agung kesepuhan Cirebon, masjid agung Kudus di dinding masjid tertempel mengembangkan piring porselin dari periode dinasti Ming, ini sabagai salah satu bukti arkeologis. Bukti berikutnya ialah catatan sejarah Babad di Gresik yang mengisahkan perihal para serdadu patang puluh cina bersenjata api pimpinan Panji laras dan Panji Liris. Demikian bahasan singkat wacana teori masuknya Islam di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Sumber https://dadanby.blogspot.com


EmoticonEmoticon