Selasa, 14 April 2020

Kisah Nabi Yahya As Dan Raja Herodes

Nabi Yahya ialah sorang nabi yang ditunggu-tunggu kelahirannya oleh sang ayah. Ayahnya juga  ialah seorang nabi yang mulia bernama Zakariya. Nabi Zakariya telah usang menginginkan seorang putra dari rahim istrinya namun hal itu tak kunjung datang, tetapi dia bersama istrinya tidak frustasi terus-menerus berharap meminta dan memohon terhadap Allah Swt biar dikarunia seorang putra. Bukan tanpa argumentasi, Nabi Zakariya mengharapkan seorang putra. Disebabkan beliau merasa khawatir tidak akan ada penerus untuk melanjutkan acara dakwahnya untuk mengingatkan insan semoga kembali kepada jalan yang benar untuk menyembah Allah Swt karena disaat itu usia Zakariya dan istrinya telah udzur (bau tanah). Nabi dan Zakariya beserta istrinya tinggal di sekitar Masjidil Aqsha dan sekaligus sebagai yang mengurusi masjid tersebut, yang dikemudian hari tinggal bersamanya adalah Siti Maryam dan nabi Isa dan ditambah dengan Yahya As putranya sendiri. mereka sama-sama tinggal dan berkumpul di Masjidil Aqsha Palestina. Berikut ialah kisah nabi Yahya As dan raja Herodes selengkapnya. Berikut yakni klarifikasi kisah tentang Nabi Yahya As yang terdapat dalam al Alquran. Kelahiran Nabi Yahya tak lepas dari keinginan ayahnya yakni (Nabi Zakariya) yang sudah usang sekali menginginkan seorang keturunan untuk melanjutkan misinya adalah menyampaikan kembali pemikiran tauhid yang dibebankan terhadap ia, keinginanannya tersebut ternyata Allah kabulkan berkat do'a-do'anya yang terus menerus tiada putus asa. Doa Nabi Zakariya terdapat dalam Qs. Maryam ayat 3-6, berbunyi : Artinya : Yaitu tatkala dia berdo'a kepadaTuhan-Nya dengan bunyi yang lembut. (3) ia berkata : Ya Tuhanku, bahwasanya tulangku sudah lemah dan kepalaku sudah dipenuhi uban, dan saya belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku (4), Dan bahwasanya aku cemas terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari segi Engkau seorang putera (5), Yang akan mewarisi saya dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub, dan jadikanlah beliau. ya Tuhanku, seorang yang diridhai (6). (Qs. Maryam ayat : 3-6) Tanpa disadari, maka Allah Swt mengabulkan do'a nabi Zakariya.  Hal ini di jelaskan pula dalam Qs. Maryam ayat 7-11, berbunyi : Artinya : Hai, Zakariya, sebenarnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya. yang sebelumnya Kami belum pernah membuat orang yang sama dengan dia (7).  Artinya : Zakariya berkata : Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku ialah seorang yang mandul dan saya (sendiri) bahwasanya telah mencapai umur yang sungguh tua (8). Artinya : Tuhan berfirman: Demikianlah. Tuhan berfirman : Hal itu ialah gampang bagi-Ku dan bahwasanya sudah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali (9) Artinya : Zakariya berkata : Ya Tuhanku, berilah saya sebuah tanda, Tuhan berfirman : Tanda bagimu adalah bahwa kau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kau sehat (10) Artinya : Maka dia keluar dari Mihrab menuju kaumnya, kemudian beliau memberi kode kepada mereka, hendaklah kamu tasbih di waktu pagi dan petang (11). Qs. Maryam : 7-11 Yahya diangkat sebagai Nabi Setelah Yahya mencapai usia anak-anak maka Allah Swt mengangkatnya selaku nabi dan sifat-sifat keutamaannya. Kisah ini juga dituangkan dalam al Quran dalam ayat selanjutnya adalah Qs. Maryam ayat 12-15, yang berbunyi : Artinya : Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sugguh-sangat, dan akan Kami berikan kepadanya hikmah selagi beliau masih bawah umur (12) Artinya : dan rasa belas kasihan yang mendalam dari segi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan beliau ialah seorang yang bertakwa (13) Artinya : dan seorang yang berbakti terhadap kedua orang tuanya, dan bukanlah beliau orang yang arogan lagi durhaka (14) Artinya : Kesejahteraan atas dirinya pada hari beliau dilahirkan, dan pada hari dia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali (15). Qs. Maryam ayat : 12-15 Nabi Yahya menentang cita-cita Raja Herodes menikahi putri tirinya Pada sebuah hari Yahya mendengar bahwa raja herodes yang menguasai palestina hendak mengawini anak tirinya yang berjulukan Hirodia. Dalam syariat atau undang-undang kitab taurat dan zabur mengawini anak tirinya itu tak boleh, haram. Namun raja Herodes yang sudah tergila-asing pada anak tirinya yang elok jelita itu tidak acuh.  Ia tetap bersikeras ingin mengawininya. Hirodia sendiri merasa kesenangan bila di peristri seorang raja. Ia seorang gadis yang haus kekuasaan dan harta benda. Tak seorangpun berani menentang kehendak sang raja itu. Namun Yahya sang pembaptis segera tampil menghadap raja dan menyatakan keberatan. Bahwa perkawinan raja itu melanggar hukum agama dana mat dikutuk yang kuasa. Seluruh istanapun heboh. Mereka setuju atas pendapat Nabi Yahya yang berasal dari kitab suci. Raja menjadi aib dan murka dia dan herodia berusaha mencari jalan untuk membungkam verbal Nabi Yahya atau kalau perlu membunuhnya sekalian. Pada suatu hari Hirodia, datang menemui nabi Yahya di rumahnya. Hirodia berdandan sungguh manis.  Ia menjajal merayu nabi Yahya semoga melakukan perbuatan asusila. Ia mengajak Yahya untuk melaksanakan tindakan terlarang. Siapa tahu setelah melakukan tindakan itu Yahya akan jadi penurut dan tidak lagi menentang rencana perkawinannya dengan raja Herodes. Namun Hirodia kecewa, walau beliau sudah merayu Yahya dengan berbagai cara.  Nabi Yahya tidak tergoda bahkan merasa jijik sekali melihat Hirodia yang telah tidak memiliki rasa aib itu. Ia menghalau Hirodia, dengan suaranya yang keras, seolah menggelegar di indera pendengaran Hirodia. Hirodia merasa terhina sekali dan balasannya beliau merasa dendam dan sangat benci terhadap Yahya. Hirodia langsung mengahadap raja Herodes dan berkata bahwa Yahya telah menghinanya.  Sesungguhnya Yahya tidak setuju atas perkawinannya dengan sang raja yakni karena Yahya berpamrih ingin mengawini Hirodia sendiri. Tadi Yahya telah berusaha memaksanya melaksanakan tindakan a-akhlak. Tentu hasutan Hirodia yang tajam itu aben kemarahan raja herodus, dia segera memerintahkan bala tentaranya untuk memenggal kepala Nabi Yahya.  Para prajurit itu bantu-membantu sangat keberatan, tetapi mereka di ancam dengan hukuman berat. Maka alhasil dengan segala cara mereka dapat menemukan yahya. Nabi yang shalih dan tegas pendiriannya itu dibawa kepenjara dan di penggal lehernya. Innalillaahi waiinnailaihi raajiuun. Sesudah Yahya sang pembaptis tiada, perhatian orang-orang beriman beralih kepada nabi Zakariya yang sudah tua. Mereka meminta pendapat nabi Zakaria, nabi Zakariya tetap berpegang teguh kepada aliran Allah yang tersebut dalam kitab taurat. Perkawinan antara ayah dan anak tiri tidak boleh alias haram. Herodes marah, dia memerintahkan prajuritnya untuk menangkap nabi Zakariya.  Namun rakyat melindungi Zakaria yang sudah lanjut usia tersebut. Pada suatu hari Zakaria bersembunyi di suatu hutan, secara tiba-tiba hutan itu dikepung oleh bala prajurit Herodes yang dibantu tentara Romawi. Nabi Zakariya menyaksikan suatu pohon besar yang tengahnya membelah masuklah Zakariya ke dalam pohon itu.  Mendadak pohon itu mengatup lagi. Dengan demikian tentara Herodes tidak menemukan Zakariya. Tetapi iblis menyerupakan diri selaku manusia dan mengumumkan tempat persembunyian nabi Zakariya di dalam pohon. Para tentara bahu-membahu kurang yakin, tetapi pohon itu di gergajinya pula. Mendadak dari pohon itu keluar darah.  Dengan demikian mereka menduga sudah membunuh Zakariya. Benarkah demikian. Hanya Allah yang maha tahu apa bahwasanya yang sudah menimpa nasib diri nabi Zakariya tersebut. Semoga  dongeng nabi Yahya AS dan raja Herodes ini mampu menunjukkan pelajaran bagi kita semua. Semoga berfaedah. Wallaahu Alam.
Sumber https://dadanby.blogspot.com


EmoticonEmoticon