Proses berkembangnya Islam di Indonesia tak lepas dari peranan para penyebar Islam yang tiba dari luar nusantara mirip dari para penjualdari timur tengah, termasuk juga peranan dakwah dari para Walisongo. Para wali songo memakai banyak sekali macam cara dalam memberikan syiar dakwah islamnya. Keilmuan Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan Sunan Gresik mendirikan Pesantren di desa Gapura, Gresik, guna mendidik kader-kader pemimpin muslim yang hebat. Sunan Ampel mendirikan Pesantren Ampel Denta. Di antara murid-muridnya adalah Raden Paku, Raden Fatah, Raden Makdum Ibrahim, Syarifuddin, serta Maulana Ishaq. Jejak dakwah Sunan Ampel bukan cuma di Surabaya dan ibu kota Majapahit, namun juga meluas hingga ke daerah Sukadana, Kalimantan. Dakwah permulaan Sunan Bonang dijalankan di Kediri yang menjadi sentra pemikiran Bhairawa-Thantra dengan mendirikan masjid di tempat Singkal. Sunan Bonang populer selaku tokoh yang piawai dalam berdakwah dan menguasai banyak sekali disiplin ilmu, mulai dari fiqh, ushul fiqh, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan aneka macam ilmu keampuhan. Peran Wali Songo dalam dakwah Islam di Indonesia. Perkembangan Seni dan Budaya Seni dan budaya tertentu disesuaikan dengan nilai-nilai anutan Islam. Hal ini melalui proses asimilasi yang panjang sehingga melahirkan corak kesenian dan kebudayaan yang khas. Seni-budaya ialah fasilitas komunikasi dan transformasi informasi terhadap masyarakat selaku fasilitas dakwah yang terbukti efektif. Sunan Bonang dianggap sebagai pencipta gending pertama. Ia berdakwah qdi kawasan Tuban dengan menggunakan media wayang dan gamelan sesuai dengan hobi orang Jawa. Adapun Sunan Giri yakni pencipta permainan anak bernuansa religius, seperti jelungan, gending, jor gula, cublak-cublak suweng, serta lir-ilir. Sunan Drajat adalah pencipta tembang Jawa, ialah Pangkur. Sementara itu, Sunan Kudus yakni pencipta gending Maskumambang dan Mijil. Kemudian, Sunan Muria sungguh mahir menciptakan berbagai tembang cilik jenis Sinom dan Kinanthiyang berisi pesan tersirat dan anutan ketuhanan. Ia juga berakal menjadi dalang sebagaimana ayahnya (Sunan Kalijaga). Sunan Kalijaga dianggap sungguh berjasa dalam menyebarkan seni wayang purwa atau wayang kulit serta gamelan yang dimanfaatkan selaku media dakwah Islam. Di samping itu, beliau juga menyebarkan seni suara, ukir, pakaian, pahat dan kesusastraan. Perkembangan Dibidang Sosial Kemasyarakatan Salah satu usaha dakwah dalam bidang sosial kemasyarakatan dikerjakan Raden Rahmat atau Sunan Ampel ialah membentuk jaringan relasi lewat perkawinan para penyebar Islam dengan putri penguasa bawahan Majapahit. Dengan cara tersebut, ikatan kekerabatan di antara umat Islam semakin kuat, tergolong dirinya sendiri yang menikahi putri Arya Teja, Bupati Tuban. Ia juga membuat peraturan yang menampung nilai-nilai anutan Islam untuk penduduk , contohnya mo limo atau lima larangan (moh madon, moh ngombe, moh madat, moh main, moh maling). Adapun kelima larangan yang dimaksud meliputi dilarang berzina, minum minuman keras, mengisap candu, berjudi, serta mencuri. Sunan Drajat ialah sosok yang memiliki kepedulian yang tinggi kepada masyarakat .kelompok ekonomi lemah, adalah fakir dan miskin. Beliau selalu memprioritaskan kemakmuran umat, memiliki empati, etos kerja tinggi, serta kedermawanan. Sunan Drajat berusaha gigih untuk membuat kesejahteraan dengan cara menjalin solidaritas sosial dan kerja bakti. Sunan Kudus dalam dakwahnya mengajarkan perihal alat-alat kebutuhan rumah tangga, pertukangan, kerajinan emas, cerdik besi, serta pengerjaan pusaka. Beliau populer tegas dalam ilmu agama, tetapi tetap ramah dan toleran. Sistem Berbangsa dan Bernegara Sunan Ampel tergolong perancang Kerajaan Islam Demak Bintoro yang beribu kota di Demak. Beliau sendiri berkedudukan sebagai bupati penguasa Surabaya mengambil alih Arya Lembu Sura. Sunan Kalijaga mempunyai kedudukan yang tinggi di kerajaan Demak selaku guru sekaligus penasihat utama Sultan. Beliau jago dalam ilmu administrasi negara dan piawai dalam berstrategi. Syair lagu “Gundul-Gundul Pacul” merupakan wujud kritiknya terhadap kebijakan raja. Liriknya sederhana, tetapi penuhmakna. Strategi dakwah yang dilaksanakan Sunan Gunung Jati adalah memperkuat kedaulatan politik. Beliau juga berusaha mempererat relasi dengan tokoh- tokoh yang besar lengan berkuasa. Itulah bahasan perihal tugas wali songo dalam dakwah Islam di Indonesia. Semoga berguna. Sumber https://dadanby.blogspot.com
Rabu, 08 April 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon