Jumat, 03 April 2020

Sejarah Kemajuan Islam Di Asia (Taiwan, Jepang, China Dan Korea)

Perkembangan Islam di Asia tak terlepas dari peranan para pendakwah yang datang dari luar kawasan, sebagaimana di Indonesia, bahwa terjadinya proses masuknya anutan Islam itu pertama kalinya tiba dari luar wilayah Nusantara terutama yang datangnya dari wilayah Arab yang menurut teorinya dalam rangka untuk berjualan. Berikut akan coba kita jelaskan wacana sejarah kemajuan Islam di Asia (Taiwan, Jepang dan Korea), ikutilah bahasan selengkapnya berikut ini. 1. Sejarah Perkembangan Islam di Taiwan Terletak di Kawasan Asia Timur, negara Taiwan ialah negara bekas jajahan Belanda pada kurun XVI dan berbentuk republik. Taiwan resmi bangkit selaku sebuah negara yang independen pada 1 Januari 1912 dengan menimbulkan Taipei sebagai ibukota negara. Luas kawasan negara ini + 36.197 KM2 dengan populasi penduduk meraih 23,577,271 Jiwa.    Sejarah masuknya agama Islam ke Taiwan sangat panjang mulai kala ke-17 Masehi seiring dengan datangnya Dinasti Ming dari China daratan. Pada masa ke-17, suku Hui, yang mayoritas penganut agama Islam, melaksanakan migrasi besar-besaran dari China daratan menyebrang menuju Taiwan.  Dinasti Ming dikala itu mengirimkan prajurit yang pada umumnya beragama Islam untuk menghalau penjajahan Portugis atas Taiwan. Mereka membuat masjid di Desa Taixi dan Danshui. Namun kini mesjid tersebut telah tidak ada. Sebagian besar orang Muslim yang ada di Taiwan sekarang ini ialah pendatang yang tinggal sejak tahun 1949.  Meskipun begitu selama 10 tahun semenjak kedatangannya tidak ada seorang pun yang mendirikan masjid. Ada dua Masjid yang besar di Taiwan adalah Taipei Grand Mosque yang terletak berseberangan dengan Daan Park di Xinsheng South Road dan Taipei Cultural Mosque. Kedua masjid tersebut setiap jum’at mengadakan shalat Jum’at dengan khutbah 2 bahasa ialah China dan Arab.  Populasi masyarakatTaiwan sekitar 35% masyarakatberagama Budha, 33% beragama Tao, semetara 3.9% beragama Nasrani. Jumlah muslim di Taiwan pada umumnya berasal dari pendatang yang bukan asli China. Mengutip data dari situs nihaoindo.com menyatakan bahwa Taiwan secara resmi mendata ada sekitar 60,000 muslim asli penduduk Taiwan.  Sementara secara keseluruhan, jumlah muslim di Taiwan yang terdiri dari pekerja dan pelajar yang berasal dari Indonesia, Myanmar, Malaysia, Turki, Pakistan, India, dan banyak negara dari Afrika dan negara timur tengah berjumlah sekitar 254,000 di tahun 2015.  Maka sungguh jarang ditemukan orang Taiwan yang berpenampilan mirip seorang muslim pada umumnya, merawat jenggot dan mengenakan jilbab. Jumlah penduduk asli Taiwan yang beragama Islamkurang lebih 0,2% dari keseluruhan jumlah warga yang beragama Islam di wilayah negara tersebut. Jumlah anggotanya masih sebanyak 65 orang dan bertambah dua kali lipat dua tahun lalu. Sebagian besar pemeluk Islam di Jepang ketika ini ialah para pelajar dan imigran dari negara Asia Tenggara dan TimurTengah. Hanya sedikit yang warga asliJepang. Umumnya terkonsentrasi di kota-kota besar semisal Hiroshima, Kyoto, Nagoya, Osaka, dan Tokyo.  Secara rutin dakwah juga berjalan pada komunitaskomunitas Muslim ini. Beberapa tahun lalu, Dr. Saleh Samarrai yang pernah berguru di negara Sakura itu dari tahun 1960, membentuk Japan Islamic Center dan menyusun sistem dakwah efektif di Jepang. Sumbangsihnya ini risikonya bisa mendorong upaya pengembangan Islam serta mengenalkan Islam secara luas pada penduduk Jepang yang cosmopolitan.  Dr Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang mengungkapkan, Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo tengah merintis pendirian sekolah Islam pertama di Jepang. Ia menyertakan, sebagian data statistik menawarkan, dalam sehari, sekitar 10 WN Jepang masuk Islam. 2. Sejarah Perkembangan Islam di Jepang Secara geografis Jepang ialah salah satu negara kepulauan di Kawasan Asia Timur bersebelahan dengan Taiwan, RRC, Korea dan Rusia. Luas wilayah negara Jepang sekitar 377,973 km2 dengan jumlah penduduk mencapai 128 Juta jiwa. Jepang adalah negara kesatuan berbentuk monarki parlementer di pimpin oleh Kaisar dan perdana Menteri.  Sejarah masuknya agama Islam ke Jepang sekitar tahun 1877 dan hampir serentak dengan datangnya agama Nasrani yang dibawa oleh Imperialisme Barat. Titik perkembangan Islam di jepang adalah tahun 1890 saat suatu kapal bahari milik Kerajaan Turki Ottoman singgah di Jepang dalam rangka menjalin kekerabatan diplomatik.  Dengan adanya kekerabatan tersebut warga Jepang jadi lebih mengenal Islam serta kebudayaannya. Akan namun dalam perjalanan pulangnya, kapal berjulukan 'Entrugul' ini karam. Adapun orang Jepang pertama yang memeluk Islam yakni Mitsutaro Takaoka tahun 1909. Dia lantas mengganti namanya menjadi Omar Yamaoko sesudah melaksanakan ibadah haji.  Namun, observasi lain menyebutkan bahwa orang Jepang berjulukan Torajiro Yamada kemungkinan ialah pemeluk Islam pertama di sana dan pernah berkunjung ke Turki. Sedangkan berdasarkan Prof. Tanada, Islam masuk ke Jepang sekitar permulaan tahun 1920-an, saat ratusan Muslim Turki beremigrasi dari Rusia sesudah Revolusi Rusia 1917.  Pada akhir 1930-an ada sekitar 1.000 Muslim dari banyak sekali asal-undangan, kata Tanada. Gelombang selanjutnya tiba pada 1980-an, dikala gelombang pekerja migran dari Iran, Pakistan dan Bangladesh datang, secara signifikan mengembangkan populasi Muslim Semakin banyaknya warga Muslim di Jepang lalu mengakibatkan didirikanya sejumlah bangunan masjid.  Salah satu yang dianggap penting ialah masjid Kobe yang dibangun tahun 1935 dan masjid Tokyo tahun 1938. Berkat komunikasi yang intens antar pemeluk Islam, beberapa masyarakatJepang pun beralih ke Islam ketika itu. Islam mengalami perkembangan pesat selama berkecamuknya Perang Dunia II.  Kekaisaran dan militer Jepang banyak menjalin hubungan dengan sejumlah organisasi dan sentra kajian Islam serta negara Islam. Tahun 1953 organisasi muslim pertama (Japan Muslim Association) bangun di bawah pimpinan Sadiq Imaizumi. Jumlah anggotanya masih sebanyak 65 orang dan bertambah dua kali lipat dua tahun lalu.  Sebagian besar pemeluk Islam di Jepang dikala ini ialah para pelajar dan imigran dari negara Asia Tenggara dan TimurTengah. Hanya sedikit yang warga asliJepang. Umumnya terfokus di kota-kota besar semisal Hiroshima, Kyoto, Nagoya, Osaka, dan Tokyo. Secara berkala dakwah juga berjalan pada komunitaskomunitas Muslim ini.  Beberapa tahun lalu, Dr. Saleh Samarrai yang pernah belajar di negara Sakura itu dari tahun 1960, membentuk Japan Islamic Center dan menyusun tata cara dakwah efektif di Jepang. Sumbangsihnya ini kesannya bisa mendorong upaya pengembangan Islam serta mengenalkan Islam secara luas pada masyarakat Jepang yang cosmopolitan.  Di kutip dari situs niindo.com, Dr Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang mengungkapkan, Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo tengah merintis pendirian sekolah Islam pertama di Jepang. Ia menambahkan, sebagian data statistik memberikan, dalam sehari, sekitar 10 WN Jepang masuk Islam. 3. Sejarah Perkembangan Islam di China atau Tiongkok China adalah salah satu negara di Benua Asia dengan luas 9.596.960,00 km2 dimana 2,82% ialah perairan dan 9.326.410,00 km2 ialah daratan. Luas demikian membuatnya sebagai negara terluas ke-5 di dunia (sedikit lebih kecil dari AS). Secara geografis, terletak di Benua Asia bab Timur (Asia Timur) dan berada di antara 18° LU – 54° LU dan 73° BT – 135° BT.  China berbatasan dengan Mongolia di sebelah Utaranya sedangkan di sebelah Selatannya memiliki batas dengan Nepal, Bhutan, India, Myanmar, Laos dan Vietnam. Di Sebelah Timur China berbatasan dengan Korea Utara dan sebelah Barat memiliki batas dengan Pakistan, Kirghistan, Kazakhtan dan Tajikistan.  China memiliki jumlah masyarakatsekitar 1.373.541.278 (1 milyar lebih) menjadikannya negara dengan jumlah penduduk paling besar di dunia. China ialah negara merdeka dengan metode pemerintahan berbentuk republik dan berideologi komunis. “Carilah ilmu walau hingga ke negeri China” demikian sebuah hadis Nabi Muhammad Saw.  Setidaknya beliau sudah mengenal negeri China alasannya hubungan jual beli antara bangsa arab dan China. Mulai kala ke-7 dan ke-8 (era ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab telah turut serta dalam aktivitas pelayaran dan jual beli sampai ke negeri China. Pada era pemerintahan Tai Tsung (627650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap di kota Chow, yang ketiga dan keempat bertempat tinggal di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan teman Nabi Muhammad Saw. dalam sejarah Islam di China. Ia mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi).  Islam telah tersebar di China selama lebih 1.300 tahun. Terdapat sebanyak lebih 140 juta masyarakatdari 10 suku bangsa yang beragama Islam, tergolong etnik Huizu, Uygur, Kazakh, Kirgiz, Tajik, Uzbek, Tatar dan lain-yang lain.  Penduduk Islam tinggal di merata tempat di seluruh China, terutamanya di bab barat laut China, termasuk provinsi Gansu, Qinghai, Shanxi, Wilayah Autonomi Xinjiang dan Wilayah Autonomi Ningxia. Islam meningkat di China diyakini semenjak tahun 651 Masehi. Yaitu pada era Dinasti Tang. Dinasti Tang ialah salah satu dinasti yang paling makmur dalam sejarah China.  Pada zaman itu, terdapat dua jalan dari ibu negara dinasti Tang ke negara Arab, kedua-dua jalan itu dimengerti sebagai Jalur Sutera, satu Jalur Sutera Darat, lewat bab barat China, satu lagi Jalur Sutera Laut lewat pelabuhan Guangzhou di China selatan. Pada zaman Wudai, China utara sering berperang dan China selatan lebih aman, banyak penganut agama Islam telah berpindah ke China selatan.  Masjid pada zaman dinasti Tang dan Wudai masih mempunyai corak seni Arab dan belum mendapatkan dampak seni tradisional China. Kebanyakan masjid pada zaman itu terletak di pelabuhan atau bandar, sentra politik dan ekonomi. Masjid Huaizheng di bandar Guangzhou yang dibina pada dinasti Tang di anggap selaku masjid yang tertua di China.  Masjid itu masih mempunyai corak seni Arab. Pada masa Dinasti Song, agama Islam dianggap lebih mulia oleh rakyat China. Masjid pada zaman Dinasti Song yang masih ada sekarang sudah tidak banyak, yang paling populer yaitu masjid “Qing Jing Si” dibandar Quanzhou. Pada zaman Dinasti Ming, perkembangan agama Islam di China telah menghadapi rintangan, maharaja pertama Dinasti Ming memandang rendah kepada agama Islam.  Baginda mengeluarkan perintah untuk melarang rakyat menyembelih lembu secara tersendiri dan beberapa dasar yang mendiskriminasi umat Islam, tergolong orang Islam dihentikan menjadi pegawai kerajaan dan lain-lainnya. Pada zaman Dinasti Qing Islam mempunyai kedudukan yang penting dalam sejarah perkembangan agama Islam di China.  Boleh dikatakan, pada zaman Dinasti Yuan, jumlah masyarakatIslam sudah meningkat secara besar-besaran, mutu agama Islam sudah ditingkatkan dan efek Islam kepada masyarakat China kian hari semakin luas. Zaman Dinasti Ming dan Qing ialah kurun kemajuan dan peralihan bagi masjid di China, seni masjid secara beransur-ansur berubah dari seni Arab ke seni China.  Umat Islam di China pernah memberi dukungan yang besar kepada perkembangan sains dan teknologi China. Kalender yang dicipta oleh umat Islam pernah dipakai di China dalam waktu yang panjang. Alat pandu arah angkasa yang dicipta oleh seorang ahli ilmu falak yang berjulukan Zamaruddin pada Dinasti Yuan sangat terkenal di China.  Ilmu matematika yang dikembangkan dari Arab telah diterima oleh orang China. Ilmu perobatan Arab juga menjadi sebagian dari pada ilmu perobatan China. Umat Islam juga terkenal dengan pembuatan meriam di China, Dinasti Yuan memakai sejenis meriam yang diketahui sebagai meriam etnik Huizu yang diciptakan oleh orang Islam China.  Meriam itu tidak menggunakan bahan letupan, tetapi menggunakan watu sebagai peluru, dan meriam itu sangat terkenal di China pada zaman itu. Selain itu, orang Islam juga populer dengan teknik training dan menenun.  Sejak PRC didirikan pada tahun 1949, agama Islam telah meningkat pesat. kerajaan China mengamalkan dasar bebas agama, tidak menggalakkan rakyat beragama, namun semua agama yang sah dilindungi. Kerajaan juga menawarkan biaya untuk memperbaiki masjid, dan memberi dasar keistimewaan terhadap umat Islam.  Kerajaan juga memberi sumbangan terhadap masjid dan Persatuan Islam untuk memperbaiki bangunan dan biaya harian. Misalnya semasa masjid Niujie, adalah masjid yang tertua dan populer di Beijing merayakan ulang tahun ke-1000, kerajaan memberi dana sebanyak beberapa juta Yuan RMB untuk memperbaiki masjid itu.  Pada periode dulu, umat Islam China tidak mampu menunaikan Haji, namun kini, banyak orang China yang beragama Islam menunaikan Haji dengan ongkos sendiri. Dan kerajaan juga menyediakan kemudahan dalam pelbagai bidang. Di kutip dari World Factbook bahwa masyarakatChina berdasarkan agama antara lain Buddhis 18.2%, Nasrani 5.1%, Islam 1.8%, Kepercayaan 21.9%, Hindu 4. Sejarah Perkembangan Islam di Korea Korea Selatan ialah negara yang terletak di Asia Timur, tepatnya mencakup bab selatan Semenanjung Korea. Korea Utara merupakan satusatunya negara yang memiliki batas pribadi dengan Korea Selatan, dengan panjang perbatasan 238 km yang ditetapkan dengan DMZ (Garis Demarkasi Militer). Wilayahnya sebagian besar dikelilingi perairan dan mempunyai panjang garis pantai 2.413 km.  Sebelah barat dibatasi oleh Laut Kuning, sebelah selatan dengan Laut Cina Timur, sementara sebelah timur berbatasan dengan perairan Laut Jepang. Luas daerah daratan keseluruhan yakni 100.032 km2 dan luas perairan hanya 290 km2. Sebagaian besar masyarakat di Korea tidak beragama (atheis), yang jumlahnya mencapai sekitar 45%.  Kemudian, dibarengi dengan pemeluk agama Budha (23%), Kristen (18%) dan Nasrani (10%) secara berturut-turut. Tidak lupa, terdapat satu penduduk minoritas yang menganut agama tauhid yang berupaya untuk tetap eksis di tengah-tengah mayoritas masyarakat kebanyakan. Ya, kelompok minoritas tersebut adalah umat Islam.  Islam pertama kali mulai diketahui di Korea sejak tahun 1955 dengan hadirnya tentara Turki untuk misi perdamaian di bawah PBB. Mereka membangun suatu kawasan sholat sederhana dari tenda dan mengenalkan perihal Islam di Korea. Sejak ketika itu, kaum muslimin mulai ada dan jumlahnya terus bertambah.  Meski demikian, sangat berlainan dengan di Indonesia, jumlah penduduk asli Korea yang beragama Islam hingga saat ini tidak lebih 0,1% dari sekitar 50 juta jiwa total populasi penduduk. Di samping jumlah tersebut, terdapat sekitar 200.000 muslim pendatang dari banyak sekali negara di dunia, baik untuk bekerja, mencar ilmu, ataupun menetap di Korea.  Masyarakat asli Korea yang Muslim, pada umumnya yakni keturunan dari para mualaf yang masuk Islam saat berjalan Perang Korea. Masjid pertama yang dibangun di Korea adalah Seoul Central Masjid and Islamic Center yang berada di kota Itaewon. Masjid ini akhir dibangun dan dibuka untuk publik pada tahun 1974.  Masjid ini dibangun untuk kegiatan Shalat, Ruang Kantor, ruang kelas (sekolah) danaula pertemuan. Selain itu juga dipakai untuk aktifitas dakwah dan pendidikan. Di Busan juga dibangun Masjid di atas lahan sekitar 3.500 m2. Masjid yang berada sekitar 400 m dari pintu keluar stasiun kereta bawah tanah di kawasan Dusil itu dibangun dengan dukungan dana dari pengusaha Libya berjulukan Ali B Fellagh pada tahun 1980.  Segala acara ibadah dan kegiatan dakwah dikoordinasi oleh Korean Muslim Federation (KMF) yang didirikan tahun 1967. Mengingat sebagian besar jumlah kaum muslimin yang di Korea yaitu pendatang, maka seluruh aktivitas ibadah di masjid meliputi sholat jumat, lebaran dan yang yang lain, disampaikan dalam 3 bahasa, adalah arab, inggris dan korea.  Sampai kini ada sekitar 21 masjid/Islamic center yang tersebar di beberapa sentra kota di Korea, yang semuanya dibawah kerjasama oleh KMF. Selain masjid dan Islamic center, beberapa universitas/perusahaan menawarkan ruangan untuk tempat sholat bagi mahasiswa maupun karyawannya.  Adapun di sebagian besar daerah, tidak pernah ditemui kawasan sholat khusus, sehingga kebanyakan kaum muslimin menjalankan sholat saat tiba waktunya di mana saja, asalkan suci. Data dari Korea Muslim Federation (KMF) menyebutkan, jumlah Muslim di Korea Selatan kini ini meraih 120.000-130.000 orang, berisikan Muslim Korea orisinil dan para warga negara gila.  Jumlah orang Korea orisinil yang Muslim sekitar 45.000 orang, selebihnya didominasi pekerja migran asal Pakistan dan Bangladesh. Sekolah Islam pertama di Korea Selatan sudah diresmikan. Sekolah itu dibiayai melalui dana hibah dari pemerintah Arab Saudi.  Tahun 2008 kemudian, Duta Besar Saudi di Seoul telah menyerahkan dana sebesar 500.000 dollar pada KMF untuk biaya pembangunan sekolah. Sebagai penghargaan atas bantuan Saudi, sekolah tersebut rencananya akan menggunakan nama putera mahkota Saudi Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz. Itulah pembahasan wacana sejarah perkembangan Islam di asia (Taiwan, Jepang, China dan Korea). Semoga berguna.
Sumber https://dadanby.blogspot.com


EmoticonEmoticon