Dalam kitab Al Quran, Allah swt selalu menyampaikan kabar informasi besar hati dan perayaan khususnya kepada orang-orang yang menjaga kebersihan jiwanya dan kerugian bagi yang mengotorinya. Sesungguhnya Allah swt menginginkan biar semua insan itu berbuat dalam kebaikan dan menerima balasannya berupa kehidupan surga yang penuh kenikmatan dan keabadian. Berikut ini ialah isi kandungan surat Asy Syams ayat 1-10. والشمس وضحها (١ والقمر اذا تلها (٢ والنهار اذا جلها (٣ واليل اذا يغشها (٤ والسماء وما بنها (٥ والارض وما طحها (٦ ونفس وما سوها (٧ فالهمها فجورهاوتقوها (٨ قد افلح من زكها (٩ وقد خاب من دسها (١٠ Arab latin Wasyamsi Waduhaaha, Walqomari Idzaatalaaha, Wannahaari Idza Jallaaha, Wallaili Idza Yagsyaaha, Wassamaa i Wamaabanaaha, Wal Ardi wamaa Tohaaha, Wanafsiwwamaa Sawwaaha, Faalhamahaa Fujuurohaa Watakwaahaa, Qod Aflaha mang Zakkaaha, Waqod Khooba Mang Dassaaha. Artinya : Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (1). dan bulan jika mengiringinya (2). dan siang bila menampakkannya (3). dan malam kalau menutupinya (4). dan langit serta pembinaannya (5). dan bumi serta penghamparannya (6). dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) (7). maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya (8). bahwasanya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (9). dan sebenarnya merugilah orang yang mengotorinya (10). Qs. Asy Syams ayat 1-10 Penjelasan kandungan Ayat Dalam ayat tersebut, Allah swt menerangkan kepada insan perihal fenomena alam yang menakjubkan yang semestinya menjadi renungan yang mampu dijadikan selaku pelajaran. Dalam ayat tersebut setidaknya ada tujuh fenomena alam yang menakjubkan. Pada awal surah Asy Syams ini (ayat 1-7), Allah Swt memperlihatkan sebagian dari betapa luar biasa ciptaan-Nya: matahari, bulan, siang, malam, langit, bumi, dan jiwa insan. Semuanya berlangsung terorganisir dalam hukum yang telah ditentuka-Nya (sunnatullah), yakni: 1. “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari” ialah sinarnya, yaitu waktu naiknya setelah munculnya, yakni, cahayanya dan manfaat yang bersumber darinya. Sedangkan Qatadah menyampaikan: wadluhaaHaa (“Pada pagi hari”) adalah siang secara keseluruhan. Ibu Jarir menyampaikan bahwa yang benar ialah dengan mengatakan: “Allah bersumpah dengan matahari dan siangnya, sebab sinar matahari yang paling terlihat terperinci yaitu pada siang hari”. 2. “Dan bulan kalau mengiringinya” “Yakni mengikutinya.” yakni, dikala matahari karam, bulan muncul. Sedangkan Qatadah mengatakan: “Yakni kalau mengikutinya pada malam bulan purnama, kalau matahari tenggelam maka rembulan akan muncul. Ibnu Zaid mengatakan: “Bulan mengikutinya pada pertengahan pertama setiap bulan. Kemudian matahari mengikutinya, dimana bulan mendahuluinya pada pertengahan terakhir setiap bulan.” 3. “Dan siang bila menampakkannya” yaitu siang kalau terang benderang.” dengan siang dikala nampak terperinci dengan cahayanya dan sinarnya dan menelisik kegelapan. 4. “Dan malam apabila menutupinya” Yakni jika malam menutupi matahari, yakni saat matahari terbenam sehingga seluruh ufuk menjadi gelap. 5. “Dan langit serta pembinaannya” “ialah langit dan pembangunannya, peninggiannya yang demikian hebat yang amat sempuna indah. 6. “Dan bumi serta penghamparannya”, adalah Allah Swt. membentangkan dan memperluasnya sehingga memungkinkan seluruh makhluk untuk mempergunakan bumi dengan aneka macam seginya. 7. “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)”, yaitu penciptaan yang sempurna lagi tegak pada fitrah yang lurus. 8. “Maka Allah mengilhamkan terhadap jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya)” Yakni Allah mengenalkan dan memahamkannya wacana ketakwaan dan kebaikannya, dan kefasikan dan keburukan. 9. “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.” Yang dimaksud dengan ayat tersebut yakni bahwa siapa pun yang berusaha untuk menyucikan, memperbaiki, dan mengisi jiwa dengan memperbanyak amalan ketaatan dan kebaikan, serta menjauhi segala keburukan, maka pastilah ia akan beruntung. Berarti bahwa beruntunglah orang yang mensucikan dirinya, yakni dengan menaati Allah Swt., dan membersihkannya dari aklak tercela dan banyak sekali hal yang hina. Hal senada juga diriwayatkan dari Mujahid, ‘Ikrimah, dan Sa’id bin Jubair. Dalam surat Al A'laa ayat 14-15, Allah swt juga berfirman : Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan beliau ingat Nama Rabb-nya, lalu ia shalat.” (Al-A’laa ayat : 14-15) 10. Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.”). Yakni mengotorinya, dengan menenteng dan meletakkannya pada posisi menghinakan dan menjauhkan dari isyarat sehingga beliau berbuat maksiat dan meninggalkan ketaatan terhadap Allah. Dan mungkin juga memiliki pemahaman: Dan merugilah orang-orang yang jiwanya dibuat kotor oleh-Nya. Orang yang bermaksiat, artinya beliau telah menutupi jiwanya yang mulia dengan melaksanakan aneka macam macam dosa, menguburnya dengan aneka macam hal yang rendah dan hina, merusak dan merusaknya dengan melakukan banyak sekali hal yang tercela, sehingga jiwanya pun menjadi jiwa yang rendah dan hina. Sehingga dengan hal itu, jiwa tersebut berhak menerima kesengsaraan dan kerugian (di alam baka). Setelah Allah Swt bersumpah dengan hal-hal (ciptaan-Nya) di atas, maka di ayat 9 dan 10 Qs. Asy Syams ini menjelaskan apa yang mau ditekankan Allah Swt. dengan sumpah-sumpah di atas, adalah: Sungguh mujur dan akan menjangkau segala apa yang diharapkannya siapa yang menyucikan jiwa dan mengembangkan dirinya. Sungguh merugilah siapa yang memendamnya, ialah menyembunyikan kesucian jiwanya. Zaid bin Argam berkata: “Rasulullah Saw pernah mengajarkan doa kepada kami dan kami pun mempelajarinya, “Ya Allah, bantu-membantu aku berlindung kepada-Mu dari hati yang tidak pernah khusyu’ dan dari jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan juga ilmu yang tidak berfaedah serta doa yang tidak dikabulkan.” (HR. Muslim). Itulah pembahasan tentang isi kandungan surat Asy Syams ayat 1-10 , agar ada ibrah dan manfaatnya untuk kita semua. Wallaahu A'lam. Sumber https://dadanby.blogspot.com
Selasa, 05 Mei 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon