Jumat, 29 Mei 2020

Susunan Peran Dan Tanggung Jawab Supervisor Produksi Garment Di Industri Garment

Di lapangan kerja masing-masing staf, tergolong supervisor line memiliki sejumlah tanggung jawab dalam menunaikan  pekerjaannya. Performent   supervisor mampu diukur atau dinilai berdasarkan kemampuan dalam menuntaskan susunan peran dan   tanggung jawab di kawasan yang telah di tetapkan oleh menejemen untuk mereka.Istilah untuk daerah tanggung jawab yang sudah di menetapkan  ini di sebut sebagai   Key Responsibility Areas(KRA) . Sekarang saya akan menjelaskan  apa yang  dimaksud dengan KRA lazim dari supervisor line? KRA pengawas buatan sungguh bervariasi tergantung pada struktur organisasi. Di beberapa pabrik garmen yang masih kurang terorganisir dan masih belum mempunyai departemen teknik industri (IE) yang menolong pengawas buatan dalam persiapan bikinan, mirip analisis garmen, menciptakan tata letak line(lay out)kebutuhan tenaga kerja dan perkiraan sasaran dll ,sehingga semua pekerjaan tersebut masih dibebankan terhadap supervisor produksi garment,namun di pabrik garment besar dan terbaru umumnya  telah menyiapkan antisipasi buatan di  departemen teknik industri Oleh IEs(Industrial Enginers). Sehingga  tanggung jawab Supervisor akan banyak berkurang. Pada postingan ini, saya akan menjelaskan tanggung jawab pekerjaan yang paling lazim dari supervisor line. Daftar ini dibentuk mengingat kurangnya peran dari departemen Teknik Industri di pabrik. Bidang tanggung jawab utama seorang supervisor line yakni sebagai berikut 1. Disiplin di Lapangan:   Disiplin di lapangan kerja sangat penting untuk membuat budaya kerja yang bagus di perusahaan. Seperti starting line on time di pagi hari, matikan mesin jahit dikala tidak ada pekerjaan atau operator yang tidak ada di mesin. Operator mungkin tidak sadar bagaimana bertingkah di lapangan bikinan . Supervisor bertanggung jawab untuk melatih hal tersebut kepada operator dan helper. Misalnya, operator harus mempertahankan lantai tetap higienis, menjaga asesoris di daerah yang ditentukan, dan seharusnya tidak berbicara dengan operator lain selama jam kerja. 2. Style Analysis:  Merupakan tugas penting bagi supervisor untuk merencanakan sampel style yang hendak dimuat di linenya dan menganalisis detail konstruksi garmen dan operasi. Supervisor mesti betul-betul memahami apa yang harus dilaksanakan. Jika ada hal yang membingunkan, beliau mesti menghubungi merchandiser dan mendapatkan penjelasan. Persyaratan mutu bisa didiskusikan dengan tim QC atau merchandiser. Meskipun hal ini dibahas dan diklarifikasi dalam PP meeting(rapat Pra-Produksi), banyak hal yang seluruhnya mungkin tidak tercakup dalam konferensi tersebut. Memeriksa apakah semua trim yang perlu dibawa dari gudang sebelum memulai lay out . 3.Line Setting:  Dalam pengaturan line supervisor menyusun mesin dan mngatur mesin berdasarkan kegunaan operasi proses garment.Dalam hal ini supervisor  menentukan  operator yang paling sesuai dari operator yang tersedia untuk setiap operasi. Supervisor mengajarkan cara melaksanakan pekerjaan (meliputi proses menjahit ,menggambar dll) duduk di mesin  dan menginstruksikan kepadanya bagaimana melaksanakan operasi pada bab pertama dst. 4. Seleksi Mesin:  Mesin dan peralatan jahit apa yang harus digunakan untuk style yang akan dikerjakan dan berapa banyak mesin yang mesti dialokasikan untuk operasi tertentu diputuskan oleh supervisor line. Tidak seperti tehnik industri(IE), supervisor tidak dapat menyiapkan standar mesin apalagi dulu namun mereka melakukannya berdasarkan keperluan aktual untuk menyanggupi target buatan harian. 5. Line Balancing dan kontrol WIP(work in proses) :  Meratakan beban kerja sepanjang jalur line buatan sangat penting untuk meningkatkan kapasitas produksi. Tidak boleh ada line yang memiliki kelebihan beban kerja dalam proses selaku persediaan(bottleneck). Baca juga mengenai  line balancing . 6. Training Operator: Meskipun perusahaan mendirikan sentra training untuk menjahit pembinaan operator atau cuma mempekerjakan operator terlatih, supervisor perlu melatih operator tidak terampil dalam pekerjaan itu. Sementara operator akseptor pelatihan dialokasikan untuk operasi dan operator peserta pembinaan tidak percaya bagaimana melaksanakan pekerjaan itu atau ragu untuk mengikuti sistem operasi, supervisor ' Tanggung jawab adalah untuk membimbing dan menginstruksikan mereka metode yang benar untuk melaksanakan operasi itu. 7 . Meeting Target Production:  Pengawas line diberikan sasaran produksi setiap hari berdasarkan sumber daya yang tersedia dalam satu line(mesin dan tenaga kerja). Supervisor bertanggung jawab untuk menghasilkan jumlah sasaran pada tamat jam kerja. Untuk memenuhi sasaran tersebut, supervisor perlu memantau kecepatan kerja operator, loading kerja, waktu hilang /lost time dll.Selalu ada banyak argumentasi dikala terjadi hasil buatan rendah.Oleh alasannya itu supervisor perlu mencari cara untuk meraih target buatan harian. 8. Kualitas Stitching: Kualitas garmen berasal dari operator menjahit. Meskipun pabrik melibatkan QC di sewing untuk mengatur kualitas jahitan, supervisor line bertanggung jawab untuk menghasilkan garment dengan mutu terbaik. Supervisor perlu mempertahankan  persentase cacat atau tingkat Difect yang rendah. Tugas dan susunan tanggung jawab supervisor tersebut di atas tidaklah mutlak di setiap pabrik garment .Mungkin ada yang lebih dan ada yang kurang.Hal tersebut yaitu kewenangan menejemen untuk memperbesar atau meminimalisir peran supervisor.
Sumber https://pendidikangarment.blogspot.com


EmoticonEmoticon