Kasih kedua orang bau tanah tak terkira. Berkat perantara jasa merekalah kehidupan di tampang bumi ini bisa berlangsung sebagaimana mestinya. Ada segudang alasan mengapa keduanya layak dimuliakan. Birrul walidain, berbakti terhadap kedua orang renta, berdasarkan dosen Fakultas Studi Islam Universitas Juanda Bogor Dr Amin Mahruddin, ialah perintah Allah SWT. Ini ditegaskan dalam deretan ayat dan hadis. Selama ketaatan itu dalam hal kebajikan dan bukan maksiat, wajib menghormatinya. “Sekalipun keduanya non-Muslim, bahkan musyrik,” tuturnya. Ingat, wasiat seorang bijak, Luqman. Dalam Surah Lukman ayat 14, beliau berpesan agar menaati keduanya. “Dosa besar kalau mendurhakai mereka,” Lukman menyebut. Budi orang bau tanah untuk anak tak berpamrih. Karenanya, jasa-saja mereka sangat luar biasa. Ia menyebutkan dongeng sahabat Rasulullah SAW yang menggendong ibunya ke manapun, di luar waktu shalat atau ke kamar mandi. Tulang punggung sahabat itu hingga terluka. Ketika hidup, itu adalah bentuk dedikasi. Namun, Rasul menegaskan, pengorbanan itu tak seberapa dibandingkan jasa mereka. Ia mengungkapkan, ada beberapa bentuk birrul walidain selama keduanya masih hidup. Pertama, dalam bentuk akal pikiran. Maksudnya, kata Ustaz Amin, kalau orang tua meminta anaknya menyelesaikan suatu duduk perkara, anak mesti membantunya. Kedua, berbakti dalam bentuk tenaga, adalah menolong, melayani, merawat orang tua. Sedangkan, bentuk finansial dengan mencukupi segala kebutuhannya. Ada banyak aspek yang membuat air susu orang renta dibalas anaknya dengan tuba. Menurut Amin, di antaranya yaitu imbas budaya Barat. Mereka menganggap orang bau tanah selaku beban, karena itu dititipkan di panti jompo. Islam tidak memperkenankan hal itu sehingga sanksi bagi pelakunya sungguh berat. Ancamannya, Neraka Jahanam. “Bilang 'uf' saja tidak boleh, terlebih menelantarkan,” ungkapnya berdalih. Sejumlah tayangan di televisi, seperti sinetron yang kurang edukatif, disebut Amin, ikut andil mengikis tenggang rasa anak terhadap kedua orang tua. Perhatikan saja tayangan di sinteron, ada anak menghujat ibunya, melawan, berbicara tidak ada tata hukuman alam. Contoh jelek itu memanggil bawah umur untuk mempraktikkannya. Bedakan, lanjutnya, dengan keadaan dan situasi pendidikan di pesantren. Suasana pesantren mengajarkan pentingnya bertata karma. Untuk itulah, ia berpandangan salah satu upaya untuk mentradisikan berbakti yakni dengan mengarahkan anak ke pondok pesantren. Jika enggan memasukkan anaknya belajar di pesantren, beliau meminta orang renta mendidik dan melakukan pengawasan ketat. Perhatikan tontonan, sobat bergaul, dan segalanya. “Paling utama perkuat institusi keluarga,” paparnya. Menurut Ustaz Mohay Attaly SAg, perintah berbakti terhadap kedua orang renta berada di posisi yang krusial. Ada di urutan ketiga menyusul amar menaati Allah dan Rasul-Nya. Jika orang bau tanah jahat, tetap hormati selama tidak menyuruh maksiat. “Tolaklah dengan halus,” katanya. Berbakti kepada orang renta ialah amalan yang tidak ada bandingnya. Anak yang bersungguh-sungguh shalat, puasa, pulang-pergi umrah dan berhaji, namun satu jengkal saja orang tuanya tidak ridha, nirwana itu tertutup. ''Ridha Allah terletak pada ridha orang tua,” ungkapnya. Maka, mintalah ridha keduanya agar hidup damai dan jangan membuat mereka marah. Ia menyebutkan dongeng, pada zaman Rasul, ada seorang ayah mencuri harta anaknya. Kasus ini dilaporkan terhadap Rasul. Nabi menegaskan bahwa sekalipun harta itu milik anak, hakikatnya ada hak orang tua di sana. Karenanya, anak tak boleh angkuh dan lupa diri. Ia mengungkapkan, cara berbakti kepada orang tua mampu dilaksanakan secara lahir. Seperti dengan mengikuti segala pesan yang tersirat baik, membuat hati mereka bahagia, dan berkata sopan. Dengan cara batin, lanjut Ustaz Mohay, setiap dikala senantiasa mendoakan mereka. Karena bakti anak terhadap orang tua tidak sebatas saat mereka masih hidup, tapi selamanya. Ia menyertakan, upaya adaptasi berbakti itu bisa dilakukan dengan penerapan pendidikan Islam dalam keluarga. Ajarkan agama semenjak dini. Berikan contoh yang baik. Tunjukkan bakti Anda terhadap kedua orang tua. Niscaya, buah hati Anda akan berbakti dan melaksanakan kebaikan yang serupa. “Sebelum terlambat, tanamkan agama sekarang di keluarga,” katanya. Source : http://www.republika.co.id/info/dunia-islam/pemikiran/13/03/27/mkb8j8-keutamaan-berbakti-kepada-kedua-orang-bau tanah Sumber http://worldonstory.blogspot.com
Kamis, 02 Juli 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon