Seorang siswi SMP tiba pada seorang penulis yang dikenalnya lewat karya. Saat itu sedang peluncuran buku modern penulis yang namanya sedang naik daun karena karya terbarunya mampu penghargaan di luar negeri. Siswi itu dengan aib-aib memberikan buku yang baru dibelinya, lalu meminta tanda tangan.
Si penulis mengajukan pertanyaan, apakah mau menjadi penulis juga sebuah hari nanti? Siswi Sekolah Menengah Pertama itu tidak aib-malu eksklusif mengangguk. Ia kemudian mengambil buku di dalam tasnya berjudul "Mahir Menulis Buku hanya dalam 1 Minggu".
Si penulis terkejut, mungkin shock. Ia eksklusif memegang jantungnya, sebab takut tiba-datang terkena serangan jantung. Ia kemudian berkata, bahwa buku ketiganya yang saat ini baru diluncurkan tahun 2020 itu, telah mulai ditulis sejak tahun 1995. Yah, 25 tahun proses penulisannya. Penulis itu juga berkata bahwa anaknya yang saat itu masih berusia 1 tahun ketika beliau mulai menulis buku terbarunya. Sekarang, anaknya telah menggendong cucunya yang pertama dan berusia 1 tahun juga.
"Dik, kau tahu kenapa Christiano Ronaldo itu menjadi megabintang?"
"Karena ia ahli," jawab siswi SMP.
"Kau tahu, kenapa ia jago?"
"Karena dia berlatih."
"Tepat! Dan ia mulai berlatih bukan minggu kemudian, juga bukan bulan lalu, bahkan juga bukan tahun lalu. Tapi semenjak dia masih sangat kecil, dan terus dilakukannya saban hari."
Menulis, membutuhkan kemampuan, kemauan, penghayatan, serta pengetahuan dan pengalaman. Tulisan-tulisan yang lahir sebagai mahakarya dari penulis-penulis kelas dunia yang menjangkau nobel contohnya, bukan goresan pena yang didapat dari hasil berlatih dalam waktu yang sebentar. Menulis itu yaitu suatu proses. Seseorang mampu menjadi hebat, membutuhkan pengalaman yang panjang, pengetahuan yang luas, penghayatan, kemampuan, dan pastinya kemauan.
Ada seseorang yang hidupnya di abad lalu sungguh-sungguh suram, hancur dan remuk redam. Ia bahkan frustasi, dan hampir bunuh diri. Virginia Wolf contohnya, yang lewat kala yang merepotkan namun menjajal bertahan dan mengisahkan semua perasaannya lewat tulisan. Semua pengalaman menyebabkan seorang penulis menjadi matang, dan berpikir matang membentuk kedewasaan. Kedewasaan membentuk keteguhan menjalani proses. Itu kuncinya.
Dimensi finansial dari pekerjaan "penulis" berlawanan dengan pada umumnya pekerjaan hemat yang lain. Tidak ada penulis yang bisa mengeluarkan mahakarya dengan berkala setiap bulan. Anda tidak mampu berpikir bahwa menulis yaitu melakukan pekerjaan (dengan cara menulis buku) lalu setelah selesai akan mendapatkan bayaran. Kalaupun iya mirip itu, maka periode kefinansialannya yang sungguh berlawanan.
Bayangkan salah satu buku terlaris di dunia berjudul How to Kill a Mocking Bird karya Harper Lee itu baru menciptakan uang dikala karya itu berumur lebih dari 30 tahun?
Menulis yakni sebuah proses, semakin banyak yang dilalui, kian banyak yang dipelajari, dan semakin banyak yang dibaca, maka alhasil akan kian matang. Setidaknya, syarat utama dari sebuah mahakarya yakni "kematangan". Anda akan mempublikasikan buku pertama Anda, namun mungkin akan lebih matang buku kedua. Lalu, buku ketiga dan seterusnya akan makin matang. Itu namanya proses.
Dan ingat, tidak ada "cara cepat" alias shortcut untuk menjadi penulis andal yang mengeluarkan karya andal pula. Novelis jago yang mengeluarkan novel mahir pastinya tidak pernah menerima "shortcut" untuk melalui prosesnya.
Maka dari itu, bila Anda bercita-cita menjadi penulis, jangan pernah tertipu atau tergiur dengan tipuan "cara cepat bisa menulis", atau "mahir menulis novel cuma dalam 1 minggu," atau setipe-tipe itu. Tidak ada bintang yang lahir eksklusif menjadi bintang. Semua butuh proses, dan proses itu tidak gampang, juga tidak sebentar. Terpenting, tetap semangat meraih mimpi, apapun harapan Anda.
Sumber https://www.pojokreview.com/
EmoticonEmoticon