pojokreview.com - Nicholas Copernicus mengenalkan dan mengembangkan teori heliosentrisme ketika dia masih hidup sekitar tahun 1490-1540. Namun, percaya atau tidak, masih ada juga yang yakin bahwa bumi yakni sentra alam semesta, dan bentuknya datar seperti permadani yang digelar, di periode teknologi seperti saat ini.
Sebenarnya, sungguh gampang sekali cara mematahkan kaum yang percaya bahwa bumi berupa datar ini. Tinggal kirimkan saja mereka ke luar angkasa, lalu lihat saja sendiri bentuk bumi dari luar sana. Namun, mengirim seseorang yang bukan astronot ke luar angkasa, bukan?
Pertanyaannya, apakah sudah ada yang pernah mengantarkan para pendukung bumi datar ke luar angkasa? Ternyata sudah ada, dan kisahnya cukup unik. Kejadian ini terjadi di Turki di tahun 1966 lalu. Bagaimana ceritanya?
Adalah Jenderal Faruk Guventurk, seorang prajurit di Turki. Beliau lahir di Nidge, Turki pada tahun 1912, dan lulus dari Akmil (Akademi Militer) tahun 1933. Tahun 1966, atau 3 tahun sebelum beliau pensiun, Jenderal Faruk Guventurk melaksanakan sesuatu yang mencengangkan, sekaligus mengejutkan.
Ada sekelompok pemuka agama, imam, dan pemimpin kelompok agama yang dikirimnya ke ketinggian. Memang tidak hingga ke luar angkasa, namun mereka naik pesawat melayang hingga ketinggian yang betul-betul tinggi. Tujuannya ialah, supaya orang-orang yang yakin bahwa bumi berupa datar tersebut mampu menyaksikan garis lengkung (horizon) dan percaya bahwa bumi berbentuk bundar.
Jadi ceritanya, orang-orang tersebut naik ke ketinggian dan bertahan di atas sana selama 4 jam lebih. Lalu, saat 4 jam berlalu, siapa saja yang naik di pesawat tersebut mengaku percaya bahwa bumi itu bundar, dari apa yang mereka lihat di ketinggian.
Dua Versi
Namun, setelah peristiwa tersebut, timbul dua versi dongeng perihal orang-orang yang naik ke ketinggian tersebut. Beberapa menyampaikan bahwa mereka benar-benar menyaksikan garis lengkung yang mengambarkan bahwa bumi itu bulat di atas ketinggian tersebut.
Karena melihat lengkungan itulah, orang-orang yang yakin bumi itu datar menjadi patah arang. Mereka lalu meyakini bahwa bumi memang berbentuk lingkaran, dan lengkungan bumi hanya bisa dilihat saat berada di ketinggian.
Namun versi kedua cukup menarik, karena seperti antithesis dari cerita di atas. Disebutkan bahwa para flat-earther (kaum yang percaya bumi itu datar) berada di ketinggian selama berjam-jam, tepatnya di pesawat melayang militer. Di sekitar mereka ialah militer dan tentunya bersenjata.
Setelah 4 jam, para flat-earther yang ada di atas pesawat itu menyerah. Entah sebab takut akan dilemparkan dari ketinggian, atau mungkin telah menyerah karena beberapa jam ada di atas ketinggian. Akhirnya, daripada mereka terus harus berada di atas ketinggian dengan banyak sekali risiko yang mesti ditanggung, mereka mengalah. Para flat-earther itu alhasil mengaku bahwa bumi bulat, meski tidak sempat melihat dengan detil garis lengkung bumi, atau justru tak tergoyahkan kepercayaannya bahwa bumi itu datar.
Makara, Anda mau yakin versi yang mana?
Sumber https://www.pojokreview.com/
EmoticonEmoticon