Java Campaign 1806: Perang Besar Bangsa Eropa di Laut Jawa. Maka Daendels diminta untuk melakukan dua hal, adalah memperkuat pertahanan Jawa sekaligus memajukan penghasilan pemerintahan Hindia Belanda. Maka, membangun jalan yakni pilihan yang paling tepat untuk itu. Pembangunan jalan itulah yang dianggap aksi terkejam Daendels di Nusantara. Namun catatan dari sastrawan besar Indonesia, pernyataan sejarawan dari Universitas Indonesia, Djoko Marihandono dalam disertasinya yang membahas sentralisasi kekuasaan Daendels selama memimpin Hindia Belanda, justru memperlihatkan hal yang menawan. Salah satunya yaitu ternyata bukan hanya kekejaman Daendels yang membuat ribuan nyawa melayang di Anyer - Panarukan. Tapi, bupati yang korup juga ikut menyumbang penyebab maut. Salah satu yang diteliti yaitu pembangunan jalan Bogor - Cirebon yang dikerjakan April 1808 dengan total jarak 150 km. Sebanyak 1.100 pekerja diturunkan untuk proyek tersebut. Namun, mirip yang dimuat Historia.id, ternyata pekerjaan tersebut bukanlah kerja paksa. Djoko Marihandono mendapatkan dokumen pembayaran dari Pemerintah Hindia Belanda ke Prefek (setara Gubernur sekarang) dan kemudian diturunkan ke bupati yang risikonya diberikan pada para pekerja. Dananya cukup besar ialah sekitar 30 ribu ringgit. Setiap pekerja akan menerima gaji mulai dari 1 ringgit sampai 10 ringgit, tergantung dari jarak dan sulitnya medan yang ditemui. Para pekerja juga menerima embel-embel honor berbentukberas dan garam untuk konsumsi ketika itu. Upah tersebut diadaptasi dengan peraturan pengupahan di masa itu. Mulai dari berbelanja peralatan, pekerja, mandor hingga makan sudah ditanggung. Dokumen pembayaran dari Pemerintah ke Prefek juga telah didapatkan. Begitu juga dokumen dari Prefek ke Bupati. Sayangnya, dokumen dari bupati ke para pekerja justru tidak didapatkan. Sedangkan beberapa sumber terdahulu menyebutkan bahwa para pekerja tidak dibayar alias kerja paksa! Kehabisan Dana di Jawa TengahSampai ke Jawa Tengah, Daendels menyadari bahwa dana sudah mulai menipis. Maka Daendels mulai meminta para penguasa yakni para bupati berkumpul di Semarang. Saat itu, Daendels meminta para bupati memberlakukan kerja selaku pengganti upeti. Sejak zaman dahulu, warga yang dianggap menempati atau menumpang di tanah milik kerajaan, mesti membayar pajak atau upeti ke raja. Selanjutnya, selama proses pembangunan jalan mulai dari Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur dikerjakan tanpa bayaran. Para bupati yang mengerahkan penduduk untuk melakukan pekerjaan selaku pengganti upeti. Hal itulah yang dimaknai catatan sejarah sebagai "kerja paksa". Namun, dari sekelumit dongeng di atas justru yang kita peroleh ialah; penjajah berkulit putih memang jahat. Tapi, yang lebih jahat justru adalah penjajah berkulit cokelat! Baca juga review dongeng sejarah mempesona lainnya dari PojokReview dalam label "SEJARAH". Sumber https://www.mooreyi.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
|
Home
Fakta Unik
Sejarah
Daendels Kejam Dan Bupati Korup, Penyebab Matinya Ribuan Pekerja Anyer
- Panarukan
Kamis, 21 Januari 2021
Daendels Kejam Dan Bupati Korup, Penyebab Matinya Ribuan Pekerja Anyer - Panarukan
Diterbitkan Januari 21, 2021
EmoticonEmoticon