Minggu, 21 Februari 2021

Dusun Sade, Dusun Tradisional Khas Lombok

 

Sade termasuk salah satu dusun tradisional yang masih asli Dusun Sade, Dusun Tradisional Khas Lombok


Sade termasuk salah satu dusun tradisional yang masih asli. Jumlah penduduknya tidak pernah berganti alasannya adalah keluarga yang gres menikah mesti membangun rumah di tempat lain, kecuali bila mewarisi rumah orang tuanya. Dusun Sade terletak di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.

Warga Dusun Sade secara umum bermata pencaharian selaku petani, pengrajin tenun kain ikat (khususnya para wanita), menganut agama Islam, serta terkenal dengan rancangan 3 waktu/pokok (wetu telu) yang masih hidup dalam kesadaran budayanya, yakni lahir, tumbuh, dan mati, seperti tercermin dalam desain bangunan tangga rumah dan praktik salat tiga waktu (ajaran Islam wetu telu). Seiring kemajuan zaman konsep wetu telu telah tergantikan oleh rancangan wetu lima, yang dibawa oleh aliran agama mayoritas, ialah Islam. Dusun Sade bisa dibilang selaku sisa-sisa kebudayaan Sasak Lama yang mencoba bertahan semenjak zaman Kerajaan Penjanggik di Praya, Lombok Tengah, kalau dilihat dari daerah yang masih mempertahankan adab-budaya Sasak. 

Dilihat dari acuan dan bentuk bangunannya, sekitar 152 rumah di dusun ini relatif mempunyai bentuk sama. Ukuran rumahnya juga nyaris sama, yakni berukuran 7 x 5 meter. Rumah-rumah ini dibangun dengan menggunakan materi bahan alami selaku dasar kontruksinya, seperti dinding dinding rumah terbuat dari bambu dan atapnya yang dibuat dari rumbia. Yang lebih unik lagi, seluruh rumah di dusun ini menghadap Gunung Rinjani, adalah sebuah gunung tertinggi di Pulau Lombok (3.676 m dpl). Arah hadap rumah ke Gunung Rinjani ini dikarenakan doktrin bahwa Gunung Rinjani dianggap selaku tempat bersemayamnya roh-roh leluhur. Corak dan arah hadap rumah-rumah merupakan simbol yang menggambarkan warga Sade berinteraksi dengan lingkungannya.

Selain menyuguhkan bangunan-bangunan tradisional terhadap turis, Sade ini juga memperlihatkan keunikan lain, yaitu hasil kerajinan tenun ikat. Para wanita di dusun ini yaitu pelaku utama kerajinan ini, mereka bersungguh-sungguh menenun menggunakan alat sederhana dan tradisional sehingga menciptakan kain yang indah. Selain tenun, warga dusun ini juga menciptakan beragam kerajinan aksesoris dan suvenir seperti gelang, kalung, gantungan kunci, dan lain lain. Aksesori-tambahan ini rata-rata bermotif cecak, binatang yang dianggap selaku simbol keberuntungan.

Untuk menuju Dusun Sade sangatlah mudah. Apabila pelancong menempuh jalur bahari dapat berangkat dari Pelabuhan Bay Bali memakai kapal feri menuju Pelabuhan Lembar di Pulau Lombok. Perjalanan ini memerlukan waktu sekitar 4 jam untuk sampai di Pelabuhan Lembar. Setelah itu, wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke Kota Mataram dan pribadi menuju Bandara Selaparang Mataram. Apabila perjalanan di mulai dari Bandara Ngurah Rai Denpasar akan menyantap waktu 15 menit. Dari Kota Mataram (Terminal Mandalika), turis dapat pribadi menuju Praya (Ibu kota Kabupaten Lombok Tengah) memakai transportasi lazim. Setelah tiba di Praya pelancong bisa langsung menuju Dusun Sade dengan menyewa mobil atau ojek.


Sumber https://www.mooreyi.com/


EmoticonEmoticon