Aku selalu mengenang bagaimana dulunya kita saling mengucap akad untuk tak bertekuk lutut pada ribuan kilometer jeda Kita kesepakatan untuk tak menyerah. Selepas saya memejamkan mata, saya berimajinasi . Mimpiku nampak asing alasannya aku pernah mengalaminya beberapa bulan silam. Ah ya, aku memimpikan perjumpaan kita siang itu. Kala kita masih berada dalam kota yang sama. Ketika perjalanan dari rumahmu ke rumahku bisa ditempuh dengan motor bututmu tak lebih dari satu jam lamanya. Kala itu matahari sudah muncul dengan terangnya seterang hatiku, saya baru saja mandi dan mematut diri di depan beling. Kudengar deru motormu masuk di pelataran rumahku, saya buru-buru beranjak. Berharap biar kamu suka dengan tampangyang telah kutaburi sedikit bedak. Ah siang itu memang terakhir kalinya kita bertatap muka sebelum keesokan harinya kita mulai dipisahkan jeda. Sehingga tak salah jika aku ingin tampil sedikit istimewa. Tentu tidak ada perkelahian di sana. Kita bahkan saling mengucap akad biar saling setia. Toh ini semua demi kebaikan berdua. Demi menghimpun bekal untuk era depan, katamu. Supaya kelak kita mampu menabung demi pernikahan dan berbelanja ini itu, kataku. Aku, kamu, bersumpah untuk tak bertekuk lutut pada jarak dan kondisi. Perjuangan kitalah yang hendak menaklukannya. Siang itu dipenuhi pengharapan dan akad suci. Referensi : http://www.hipwee.com/hubungan/saya-tahu-kita-terpisah-ribuan-kilometer-jauhnya-tetapi-percayalah-kita-punya-kala-depan-bareng / Sumber https://bookish15.blogspot.com
Selasa, 21 April 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon