MAKALAH KEWIRAUSAHAAN MENCIPTAKAN DAN MEMULAI USAHA ( BUSINESS VENTURE ) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan bisnis merupakan langkah pertama dalam melaksanakan bisnis, lazimnya terdiri dari apa yang kita lakukan, kapan, dan bagaimana cara lebih terang perihal tipe bisnis yang akan dirintis, semua orang yang mau menjadi pelanggan dan produk atau jasa apa yang hendak ditawarkan. Rencana bisnis dikembangkan dengan focus terhadap pemegang kepentingan. Rencana bisnis yang lengkap biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis, rencana manajemen, rencana penjualan, dan planning keuangan. Penaksiran lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan industri, dan lingkungan global. Rencana administrasi termasuk di dalamnya rencana operasional menitikberatkan pada anjuran struktur organisasi produksidan sumber daya insan dalam perusahaan. Perencanaan pemasaran mencakup lima langkah yaitu : sasaran pasar, karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya rencan keuangan berisikan dua adalah kelayakan bisnis dan pendanaan bisnis. Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit untuk memulai bisnisnya. Seringkali rencana bisnis dibentuk dalam bentuk catatan saat melaksanakan diskusi atau tanya jawab. Seringkali juga orang memulai bisnis tanpa rencana sama sekali, sehingga ide-wangsit menjadi kabur dan mereka tidak tahu apa yang berikutnya mesti mereka lakukan. Dengan menulis sebuah rencana, meskipun itu berbentukcatatan-catatan kecil, kita akan mendapatkan gambaran yang lebih terang tentang jenis bisnis yang diinginkan, serta bagaimana bisnis harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, kami merangkum beberapa rumusan problem yang diangkat antara lain : a. Bagaimana cara menciptakan usaha gres? b. Apa saja faktor-aspek yang menghipnotis dalam membuat perjuangan gres? c. Bagaimana cara melakukan perencanaan aktivitas? d. Apa sajaproses-proses penyusunan rencana perjuangan? 1.3 Tujuan Penulisan P enulisan makalah yang mengenai perihal cara menciptakan usaha gres ini memiliki beberapa tujuan diantaranya yakni sebagai berikut : a. Untuk mengetahu i cara-cara dalammembuat usaha kafetaria u. b. Untuk mengenali faktor apa saja yang mensugesti dalam menciptakan perjuangan baru . c. Untuk mengenali cara melakukan perencanaan acara . d. Untuk mengetahui proses-proses penyusunan rencana usaha dalam membuat perjuangan baru . 1.4 Manfaat Penulisan makalah yang tentang tentang cara menciptakan perjuangan baru ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya yakni selaku berikut : 1. Manfaat Ilmiah bagi lingkungan akdemis Kalangan akademis mampu mempergunakan laporan ini selaku tutorial ringkas menjadi seorang pembisnis Selain itu, mampu pula dijadikan tolak ukur atau pun penilaian mengenai teknik-teknik memulai usaha baru sehingga tidak mendapatkan kegagalan. 2. Manfaat Mudah bagi penunjang observasi dan kebijaksanaan Laporan ini mampu menjadi citra bahwa golongan mahasiswa juga belum pasti memiliki kesadaran kritis dan keberanian untuk selalu siap menjadi seorang irausaha/pembisnis. 3. Manfaat Sosial bagi penduduk umu m Bagi para pembaca pada umumnya, laporan ini mampu dijadikan suatu rujukan penunjang dalam rangka membekali diri menjadi seorang pembisnis mahir . Selain itu, juga dapat dijadikan selaku gosip perihal kegiatan dan pengalaman yang lazimnya dialami oleh seorang pembisnis dalam membuka perjuangan gres. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pentingnya Perencanaan Bisnis Perencanaan bisnis ialah rencana-rencana yang berkhasiat bagi perusahaan untuk menyaksikan ke depan, mengalokasikan sumber daya, memfokuskan pada keypoint dan menyiapkan diri kepada potensi dan dilema (Berry, 2004). Atas dasar hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha membutuhkan rencana-rencana untuk mengoptimalkan perkembangan dan perkembangan yang cocok dengan prioritas perusahaan. Tidak ada format bisnis plan yang paten sebab diadaptasi dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan. Tetapi setidaknya suatu rencana bisnis yang sederhana terdiri dari summary, misi, key success, analisis pasar, dan proyeksi perkiraan laba rugi. Perencanaan perjuangan diharapkan dalam aktivitas bisnis yang mau dijalankan maupun yang sedang berlangsung agar tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang dijadwalkan. Perencanaan usaha merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Perencanaan usaha juga dapat digunakan selaku alat untuk mencari dana dari pihak ketiga (Rangkutti, 2005). Menurut Bygrave, 1994 : 441 (dalam Buchari Alma, 2005 : 32) mendefinisikan Business Plan sebagai dokumen yang disediakan oleh enterpreuner yang menampung rincian wacana masa kemudian, kondisi sekarang dan kecenderungan kala depan dari sebuah perusahaan. Isinya meliputi analisis perihal manajerial, kondisi fisik bangunan, karyawan, produk, sumber permodalan, info perihal jalannya perusahaan selama ini dan posisi pasar dari perusahaan. Business Plan juga berisi ihwal detail profit, neraca pembayaran, proyeksi aliran kas untuk dua tahun yang hendak tiba. Selain itu juga menampung pandangan dan ide dari untuk dua tahun yang hendak tiba, pandangan dan wangsit dari anggota tim administrasi serta menyangkut strategi dan tujuan perusahaan yang mau diraih. Perencanaan bisnis sangat penting bagi para wirausaha dan orang-orang yang terlibat di dalam dunia bisnis sebab beberapa pertimbangan berikut (Anoraga, 2002 : 46): 1. Meningkatkan kesempatan untuk sukses 2. Mengembangkan misi bisnis 3. Menentukan pesaing utama 4. Menentukan cara yang benar dalam mengurus bisnis 5. Menentukan penghalang dalam bisnis 6. Sebagai alat pencapaian Makara perencanaan bisnis ini atau business plan merupakan penelitian perihal aktivitas organisasi kini dan yang akan tiba dan menyusun aktivitas untuk menerima hasil yang dikehendaki yang dituangkan dalam sebuah dokumen perencanaan. Perencanaan bisnis/business plan ialah observasi tentang kegiatan organisasi sekarang dan yang mau datang dan menyusun kegiatan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan yang dituangkan dalam sebuah dokumen penyusunan rencana. Perencanaan bisnis sungguh dekat relevansinya dengan wirausaha, sebab perencanaan bisnis ini dibuat agar hasil penciptaan usaha yang dibentuk mendekati dengan kenyataannya.Diharapkan dengan penyusunan rencana bisnis yang baik maka perencanaan dengan kenyataannya mempunyai perbedaan yang cukup kecil. Karena itu perencanaan bisnis ini mampu digunakan selaku pemikiran penciptaan perjuangan. 2.2 Manfaat Bussines Plan Perencanaan bisnis merupakan penyusunan rencana yang sungguh spesifik. Penyusunannya harus menimbang-nimbang kebutuhan dan cita-cita masing-masing bisnis secara individual. Perencanaan bisnis yang bagus juga harus menggambarkan dengan terperinci karakteristik bisnis yang sedang atau akan dijalankan, sehingga pihak-pihak yang kesengsem dengan bisnis ini dapat menyaksikan secara transparan dan mengerti secara jelas prospek perkembangan bisnis ini di abad yang akan tiba. Perencanaan bisnis dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu selaku bahan masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak laporan tadi sesuai dengan kepentingannya (Alma, 2005 : 12). Pihak-pihak tertentu tersebut antara lain: 1. Pihak Investor Calon penanam modal akan mengetahui tentang laba yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang mau ditanamkannya. 2. Pihak kreditor (bank) Perencanaan bisnis tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk pengkajian ulang sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak. 3. Pihak administrasi perusahaan Pembuatan perencanaan bisnis ini ialah suatu upaya dalam rangka mewujudkan inspirasi proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan perjuangan dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. 4. Pihak pemerintah dan masyarakat Mengetahui proyek-proyek bisnis yang menolong kebijakan pemerintah sehingga menjadi prioritas untuk dibantu. Misalnya dengan subsidi atau dispensasi yang lain. 5. Tujuan pembangunan ekonomi Mengetahui biaya dan faedah tersebut antara lain ditinjau dari faktor planning pembangunan nasional, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, dan analisis pemanfaatannya maupun beban sosial. 2.3 Rencana Bisnis Yang Baik Ada beberapa kiat membuat planning bisnis yang baik. (Suryana, 2003:75) 1. Singkat dan padat Tujuan jangka panjang didefinisikan selaku hasil yang dicoba untuk dicapai oleh perusahaan selama periode waktu tertentu, lazimnya lima tahun. tujuan jangka panjang yang lain, sebaiknya mampu diterima, fleksibel, terukur seiring berjalannya waktu , memotivasi, sesuai, mampu dimengerti, dan mampu dicapai. Strategi utama didefinisikan sebagai pendekatan komprehensif yang mengarahkan langkah-langkah-tindakan utama yang dirancang untuk mencapai tujuan jangka panjang. Lima Belas pilihan strategi utama yang dibahas : kemajuan terfokus, pengembangan pasar, pengembangan produk, penemuan, integrasi horizontal, integrasi vartikal, diversifikasi konsentris, diversifikasi konglomerasi, putar haluan, divestasi, likuidasi, kepailitan, usaha patungan, aliansi strategis, dan konsorsium. 2. Terorganisir rapi dengan performa mempesona Dalam menyiapkan suatu bisnis atau usaha yang mesti dikerjakan dalam penyusunannya yakni perjuangan tersebut mesti disusun secara terencana dalam satu kesatuan sehingga sistematis dan berkesinambungan, akan tetapi planning usaha ini harus disusun sedemikian rupa secara menawan. 3. Rencana yang prospektif Dalam menciptakan bisnis atau usaha yang gres, jenis atau usaha tersebut mesti menjanjikan jangka panjang dan bersifat kontinunitas. 4. Hindari melebih-lebihkan proyeksi Gambaran yang dibentuk dalam suatu perjuangan jangan dilebih-lebihkan sebab itu kurang baik. 5. Kemukakan risiko-risiko bisnis yang signifikan Secara sederhana mampu diartikan sebuah kondisi atau faktor yang mungkin mempunyai efek negatif pada operasi atau profitabilitas sebuah perusahaan. Kadang-kadang disebut selaku risiko perusahaan, risiko bisnis dapat menjadi hasil dari keadaan internal, serta beberapa aspek eksternal yang mungkin aktual dalam komunitas bisnis lebih luas. Ada dua aspek dalam resiko bisnis yaitu aspek internal (dalam) dan eksternal (luar). Faktor luar memiliki kecenderungan yang lebih lebih banyak didominasi. Salah satu resiko yang paling mayoritas adalah bahwa pergantian dalam permintaan untuk barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika pergeseran itu kasatmata, dan undangan pasar mengalami peningkatan, maka resiko bisnis akan menurun. Sebaliknya, jika ajakan pasar menurun, baik alasannya persaingan bisnis atau pergeseran keadaan ekonomi secara biasa , maka faktor risiko untuk investor akan berkembangsecara signifikan. Ketika aspek resiko perusahaan dianggap meningkat alasannya faktor luar yang berada di luar kontrol dari perusahaan, maka kemungkinan untuk menawan investor baru sangat terbatas. 1. Tim terpercaya dan efektif Tim memungkinkan perusahaan untuk lebih sigap, lebih fleksibel dan lebih tanggap dalam menghadapi sebuah tantangan atau dilema dan persaingan. Selain itu banyak manajer yang menilai bahwa tim dapat memotong jalur birokrasi perusahaan dan memperlancar pertumbuhan wangsit gres. Sebagai kesudahannya penemuan, efisiensi dan produktivitas dapat meningkat. 2. Target pasar Target pasar yaitu kalangan konsumen yang mempunyai ciri-ciri atau sifat hampir sama (homogen) yang diseleksi perusahaan dan yang akan diraih dengan seni manajemen bauran pemasaran (marketing mix). Dengan ditetapkannya sasaran pasar, perusahaan dapat menyebarkan posisi produknya dan strategi bauran pemasaran untuk setiap target pasar tersebut. 3. Realistis Realistis adalah cara berpikir yang sarat perhitungan dan sesuai dengan kesanggupan, sehingga pemikiran yang hendak diajukan bukan hanya angan-angan atau mempi belaka namun yakni sebuah realita. Seorang yang berwirausaha mesti memiliki cara berpikir yang kongkret jangan hanya suatu angan-angan namun tidak dilaksanakan. 4. Spesifik Rencana bisnis yang dibuat mesti dijabarkan secara terperinci hingga akhir. 2.4 Penyusunan Bussines Plan Dalam bukunya (Anoraga, 2002 : 27) yang berjudul Koperasi, Kewirausahaann Dan Usaha Kecil, terdapat tujuh tahapan penyusunan planning bisnis. 1. Deskripsikan Bisnis secara Singkat, Detail dan Jelas Langkah pertama menyusun penyusunan rencana bisnis ialah menggambarkan bidang perjuangan yang hendak dilakukan. Buat daftar yang singkat, detail dan terang tentang produk/ jasa yang mau Anda kerjakan. Termasuk potensi usaha tersebut saat ini dan di masa mendatang. Sertakan juga potensi pasar, manfaat untuk pelanggan, tempat bikinan dan menjual, hambatan serta tantangan. Langkah ini untuk memudahkan Anda menyelesaikan duduk perkara dan permasalahan yang perlu di atasi sebelum memasarkan produk/ jasa. 2. Lakukan Analisa Pasar Anda perlu mengetahui seluruh faktor yang memiliki kaitan dekat dengan pasar. Hal ini sungguh berkhasiat untuk memilih sasaran pembeli dan sasaran pemasaran dalam penyusunan rencana bisnis. Buatlah analisa pasar yang berisi berita rincian wacana keperluan pelanggan, cara bisnis Anda berjumpa pasar, mengiklankan, penyaluran bisnis ke pelanggan sampai besaran dana yang mau dikeluarkan. 3. Analisa Pesaing Jangan lupa untuk mengenal lebih dalam pesaing bisnis Anda di pasar yang sama. Lakukan evaluasi dan pahami apa kekuatan serta kekurangan dari produk/ jasa yang dimiliki pesaing. Dari kekuatan pesaing, Anda bisa membuat strategi pemasaran yang unik dan berbeda. Gunakanlah seni manajemen yang tidak mudah ditiru dan menghadang mereka memasuki jalan Anda. Sementara dari kelemahan, bisa jadi tolak ukur menciptakan produk/ jasa yang lebih baik dari pesaing. Satu hal yang niscaya, tetaplah jujur dan bertindak kongkret pada pihak yang menjadi sumber dana bisnis Anda 4. Gambarkan Desain dan Pengembangan Menyusun perencanaan bisnis juga perlu menciptakan citra rancangan dan pegembangan. Hal ini bisa memperlihatkan tahap penyusunan rencana dan grafik pengembangan dalam onteks penjualan dan bikinan. Gambaran ini juga sangat bermanfaat untuk menciptakan planning budget sesuai keperluan. 5. Gambarkan Operasional dan Manajemen Untuk langkah yang ini fungsinya ialah untuk keberlanjutan bisnis Anda. Gambaran planning operasional dan manajemen berkonsentrasi pada logistik. Seperti pembagian peran dan tanggung jawab tim administrasi, mekanisme penugasan, pengeluaran operasional dan anggaran yang diharapkan. Anda juga perlu menonjolkan pengalaman tim administrasi untuk membangun hubungan dengan investor. Para penanam modal tentu menginginkan tahu kesanggupan dna kekuatan tim dalam mengawali usaha dan mengembangkannya. 6. Faktor Pembiayaan Faktor terkait pembiayaan jadi salah satu poin penting dalam penyusunan rencana bisnis. Buat info keuangan yang cermat dan rinci terkait sumber serta pengelolaan budget. Anda wajib menciptakan info keuangan dari awal perjuangan hingga kurun depan. Termasuk pembukuan keuangan, kas tahunan dan pencapaian yang diinginkan terkait keuangan. 7. Ringkasan Bisnis Langkah terakhir yaitu ringkasan yang berisi kesimpulan dari penyusunan rencana bisnis Anda. Agar berlangsung dengan tanpa hambatan, Anda mampu mencantumkan jadwal waktu pada tiap langkah di atas. Membuat asumsi waktu sangat efektif mendukung hal penting dalam aktifitas memulai usaha. Untuk investor, susunlah perencanaan bisnis Anda dengan baik dan tepat agar nyaman dibaca dan gampang diketahui. Bagian ringkasan lazimnya cukup dalam 1 atau 2 halaman saja. Pada hakekatnya planning bisnis disusun untuk jadi kerangka pola operasional bisnis dan mendorong rencana era depan secara efisien. Rencana bisnis juga mampu jadi jalan dalam menyusun taktik jitu mencapai tujuan yang dibutuhkan. Namun penyusunan juga mesti dikaji biar penerapannya berjalan dengan baik. Ada mekanisme kriteria untuk mewujudkan penyusunan rencana bisnis. Di antaranya pembangkitan ide, pengembangan, penyaringan, seni manajemen, analisa, pengujian dan komersialisasi. Untuk mengkajinya ada tiga aspek penting yang perlu diketahui. Yakni faktor irit, teknis dan kala depan bisnis. Jadi, susun dan kembangkan perencanaan bisnis Anda dengan mempertimbangkan langkah di atas dan aspek penting yang perlu ada. Penerapannya akan sungguh berkhasiat untuk membuat lebih mudah Anda melakukan bisnis. 2.5 Cara Memulai Usaha Baru Analogi seorang yang mengawali kewirausahaan yakni mirip seorang belajar naik sepeda, pertama kali duduk di atas sadel sepeda akan merasa gamang dan takut, tidak yakin untuk mengawali mengayuh, takut jatuh atau nabrak tetapi saat peadal sepeda muali dikayu dan si anak mampu menguasai rasa takutnya, ternyuata naik sepeda itu mudah semudah berlangsung kaki. Membuat Kalkulasi penyusunan rencana pengeluaran menjadi sangat penting semoga financial planing Anda tidak terlampau melenceng . Ada 11 (Sebelas) cara yang dapat dikerjakan untuk mengawali perjuangan baru, yaitu : 1. Memilih Nama dan menciptakan Logo 2. Memilih kawasan perjuangan 3. Membeli peralatan 4. Pemenuhan kepada mesin dan alat-alat buatan 5. Merekrut pegawai 6. Melakukan Training persiapan dan uji coba 7. Memproduksi alat-alat promosi 8. Pilihan legalitas perjuangan,formal atau non formal 9. Peresmian 10. Proses pelengkap 11. Belajar dari common mistakes. 2.6 Mengembangkan Ide Baru Apakah setiap orang mampu menjadi seorang wirausahawan yang berhasil? Tentu saja jawabannya adalah dapat. Pertanyaan lebih lanjut yakni wirausahawan atau pengusaha macam apa yang diinginkan? Apakah kita akan mengawali dengan menjadi wirausahawan berskala kecil atau berskala menengah? Banyak orang membayangkan bahwa yang dimaksud menjadi wirausahawan berukuran kecil itu yaitu perjuangan berskala rumah tangga. Misalnya toko sembako, pedagang mie ayam, pebisnis jasa laundry, pedagang bubur ayam, pengecer pulsa, atau semua usaha bisa dikerjakan di rumah. Sedangkan usaha berskala menengah yaitu usaha-usaha yang serupa tetapi sudah bercabangcabang, mempunyai sekian banyak gerai atau sekian banyak gerobag dorong. Ada juga sementara orang yang membedakannya dengan menyaksikan sumberdaya yang dimiliki, baik berupa sumber daya insan, teknologi, bahanbaku, keuangan atau modal, kepemimpinan, dan sebagainya. Banyak buku pendidikan kewirausahaan mulai dengan analisis berbagai sumber daya di atas. Biasanya disebutkan jikalau kita mempunyai sumber daya yang memadai maka kita dapat eksklusif menjadi wirausahawan dengan skala menengah. Tetapi sebaliknya, buku-buku kewirausahaan yang lebih empirik-simpel atau buku-buku “how to” kewirausahaan yang banyak dibeli anggota masyarakat justru berpendapat sebaliknya. Pertanyaan yang hendak diterangkan dalam buku-buku tersebut umumnya sekitar bagaimana memulai usaha dari nol. Buku-buku semacam ini lebih mengedepankan tekad, keinginan, kemauan dan semangat berupaya yang besar disertai kerja keras. Dua hal di atas sama-sama ekstrim kendati tidak ada yag salah. Memang benar, dalam keadaan wajar , biasanya orang memulai usaha dengan berusaha sekuat tenaga untuk mencari modal sedikit demi sedikit, dengan banyak sekali sumber daya dan akomodasi yang terbatas. Awalnya tentu mulai dengan menjadi wirausahawan berskala kecil namun dengan inspirasi-ide yang gres dalam menjalankan usaha. Sangat boleh jadi banyak orang memulai usahanya dengan perasaan sangsi dan pesimistik tetapi rampung dengan keberhasilan yang gemilang. Akan namun tidak sedikit juga yang memulainya dengan optimistik, antisipasi yang matang, sumber daya yang cukup. Hasil kesudahannya ada yang sukses ada yang tidak. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini yakni mulailah dengan wangsit-pandangan baru gres. Ide-ide untuk mengawali suatu usaha atau bisnis diawali dengan mengamati lingkungan. Biasanya wangsit gres timbul selaku hasil dari proses interaksi seseorang dengan lingkungan. Oleh alasannya adalah itu opsi akan lingkungan dan bentuk bisnis mesti diamati dengan seksama. Di sini seorang wirausahawan mesti jeli dalam menilai dan mengatasi berbagai permasalahan dan kesempatan yang muncul di lingkungan tersebut. Sebagai contoh, ada dua orang kandidat wirausahawan tiba di sebuah masyarakat di sebuah tempat. Dua orang ini menemukan kenyataan yang sama bahwa siapa pun dalam masyarakat tersebut ternyata tidak menggunakan sepatu atau sandal. Setelah mempelajari dan mengidentifikasi penyebabnya, calon wirausahawan A menyimpulkan tidak ada gunanya memulai bisnis sepatu di sini alasannya A berkeyakinan sikap penduduk yang tidak bersepatu atau sandal ini sudah mendarah daging dan tidak bisa diubah. Sebaliknya calon wirausahawan B berkesimpulan sebaliknya bahwa penduduk akan mengubah perilakunya bila ada upaya meng-edukasi masyarakat tersebut untuk bersepatu. Ide-ide bisnis yang dikembangkan oleh seorang wirausahawan pada umumnya ialah ide-wangsit praktis yang diyakini mempunyai kepastian untuk sukses. Keberhasilan ini sering berawal dari usaha berskala kecil. Oleh alasannya itu banyak penulis buku kewirausahaan menyarankan, mulailah buka usaha dalam kecil-kecilan. Menurut sebuah survei yang dilakukan Peggy Lambing (2000) mirip yang dikutip Suryana, sekitar 43% responden (wirausahawan) menerima inspirasi bisnis dari pengalaman saat mereka bekerja di perusahaan atau daerah-kawasan profesional yang lain. Dari pengalaman tersebut, mereka mengenali cara-cara mengoperasikan perusahaan. Sebanyak 15% responden menyatakan sudah mencoba dan merasa mampu mengerjakannya dengan baik. Dari para wirausahawan yang disurvai, 11% di antaranya mengawali perjuangan untuk menyanggupi potensi pasar, sementara 46% lainnya alasannya adalah hobi. Banyak cara atau jalan untuk menjadi berhasil dalam bisnis. Setiap orang bisa mempunyai pengalaman yang berlawanan-beda. Tidak ada satu jalan yang dianggap jalan atau cara yang paling baik atau paling benar. Di samping faktor keberuntungan (luck atau hoki), ada aspek lain yang mempengaruhi contohnya perjuangan, penyusunan rencana yang masak, observasi yang jeli, anutan kreatif, inovatifdan sebagainya. 2.7 Identifikasi Peluang Usaha Sebuah (atau lebih) peluang perjuangan (business opportunities) dikatakan ada jika di dalam pasar terdapat kemungkinan yang menguntungkan untuk memperlihatkan atau menjual barang dan jasa yang ditujukan untuk menyanggupi kebutuhan , keinginan, atau preferensi pelanggan . Selanjutnya Frinzes mengidentifikasi ada tidaknya suatu peluang perjuangan menurut tiga keadaan pasar selaku berikut : 1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran namun tidak atau belum dapat menyanggupi keperluan, impian, atau selera konsumen. Hal ini mampu terjadi karena : Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau tidak ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak cocok dengan kepercayaan/dogma pemakainya, Produk dinilai ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan mode atau animo, Konsumen merasa kesusahan memperoleh produk tersebut, Tidak mempunyai fitur yang membuat pelanggan terkesan 2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen memerlukan sebuah produk yang mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi namun tidak ada di pasaran. Misalnya suatu produk yang mampu mempercepat proses pengeringan kaca atau lantai atau kendaraan beroda empat, cairan yang dapat dengan cepat memberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan susah dibersihkan dengan cara biasa. 3. Ketika ada suatu penemuan (temuan gres) barang atau jasa yang sebelumnya tidak dikenali oleh pelanggan. Misalnya upaya membuat sebuah “atap” yang mampu melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan. Sebuah alat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan dengan segera. Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis yang disarankan Frinzes untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan menentukan suatu potensi bisnis yaitu, pertama , mengidentifikasi kebutuhan dan impian pelanggan ; kedua , memindai (scanning) atau menyaring lingkungan, memeriksa individu dan penduduk secara umum ; ketiga , meneliti secara cermat kesempatan-peluang bisnis yang muncul ; keempat , menentukan salah satu kesempatan dan mempersiapkan suatu planning usaha. Dari 4 langkah di atas, disebutkan bahwa langkah pertama yakni: Mengidentifikasi keperluan atau harapan konsumen ialah langkah yang paling banyak diberi perhatian. Mengapa? Karena setiap potensi bisnis dimulai dengan adanya keperluan dan keinginan pelanggan. Kebutuhan konsumen dianggap sebagai sesuatu yang paling fundamental di dalam kehidupan. Namun demikian perlu dicatat bahwa mengidentifikasi keperluan saja bahwasanya belumlah cukup mencukupi. Para indutriwan atau pebisnis besar yang bergerak di bidang industri konsumsi tidak hanya mengidentifikasi keperluan melainkan juga meng-create keperluan atau menciptakan keperluan. Artinya menggarap konsumen supaya mereka merasa butuh atau setidak-tidaknya membuat mereka merasa tidak tenteram atau tidak percaya diri kalau tidak mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh para pemain industri konsumsi besar. Pada suatu titik, seorang wirausahawan dituntut untuk itu. Menurut Lambing (Suryana, 2003 : 70), ada dua pendekatan utama yang dipakai wirausahawan untuk mendapatkan potensi dengan mendirikan usaha gres. Pertama, pendekatan inside-out yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci keberhasilan. Termasuk dalam klasifikasi ini yakni mereka yang menentukan jenis usaha menurut ketrampilan, kesanggupan, dan latar belakang diri sendiri. Kedua, pendekatan the out-side in atau disebut juga opportunity recognition yakni pendekatan yang menekankan pada basis ilham bahwa suatu perjuangan akan berhasil jika merespon atau menciptakan suatu keperluan di pasar. Sudah barang tentu hal ini didasari dengan pengamatan lingkungan yang cermat. 2.8 Isu-Isu Legal Bagi Seorang Wirausaha Isu Legal dan Entrepreneur Entrepreneur yang hendak memulai usaha baru akan dihadapkan pada beberapa berita hukum/legal. Pertama adalah ihwal apakah perjuangan yang didirikannya termasuk usaha mikro, kecil, atau menengah. Masing-masing usaha mempunyai standar sendiri. Kedua, tentang persyaratan hukum dan perijinan yang mesti dipenuhi untuk mengawali usaha gres. Yang terakhir yaitu tentang hak cipta, paten, merek, dan rahasia jualan . saha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; Usaha Mikro ialah perjuangan produktif milik orang perorangan dan/atau tubuh usaha perorangan yang memenuhi tolok ukur Usaha Mikro sebagaimana diatur undang-undang adalah memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan daerah perjuangan; atau mempunyai hasil pemasaran tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Usaha Kecil Usaha ekonomi produktif yang bangun sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau tubuh perjuangan yang bukan ialah anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak pribadi dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang menyanggupi persyaratan Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang adalah, memiliki kekayaan higienis lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) hingga dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus jura rupiah) tidak tergolong tanah dan bangunan tempat usaha; atau mempunyai hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Usaha Menengah usaha ekonomi produktif yang bangkit sendiri, yang dijalankan oleh orang perorangan atau tubuh perjuangan yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik eksklusif maupun tidak pribadi dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar. dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ialah mempunyai kekayaan higienis lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) hingga dengan Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat perjuangan; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) hingga dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Usaha Besar Usaha besar yaitu perjuangan ekonomi produktif yang dilaksanakan oleh tubuh usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi perjuangan nasional milik Negara atau swasta, usaha patungan, dan perjuangan aneh yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) SIUP yaitu Izin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan. SIUP dipakai untuk melakukan acara usaha dibidang Perdagangan Barang/Jasa di Indonesia sesuai dengan KLUI (Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia). Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Aset penting seorang entrepreneur yang mesti dipahami yang berisikan hak cipta, paten, dan merek dagang Hak kekayaan intelektual adalah sebuah hak yang timbul selaku hasil dari olah pikir otak manusia yang dapat menciptakan suatu produk atau sebuah proses, yang berguna bagi insan. Hak Cipta Hak cipta terkait dengan sumbangan terhadap setiap hasil karya dan inovasi yang orisinal dalam bidang pengetahuan, seni dan budaya. Berdasarkan Undang-Undang No. 19 tahun 2002 perihal Hak Cipta, disebutkan bahwa Hak Cipta ialah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memperlihatkan ijin untuk memberitahukan atau memperbanyak dengan tidak menghemat batasan-batasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.9 Melakukan Perencanaan Wirausaha Usaha atau bisnis yakni semua kegiatan yang dijalankan individu atau kelompok yang dikerjakan secara legal dengan memakai dan mengkombinasikan sumberdaya atau faktor-faktor buatan untuk menyediakan barang dan jasa bagi penduduk dengan tujuan mendapatkan manfaat finansial, adalah laba bisnis atau perjuangan keuntungan. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan penyeleksian visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, hukum, acara dan anggaran. Proses Perencanaan Usaha 1. Mengidentifikasi kesempatan perjuangan, kebanyakan suatu produk berpeluang untuk laku dijual dan menguntungkan bila penawaran untuk produk 2. tersebut masih kecil permintaannya. Peluang perjuangan muncul saat seruan pasar lebih besar dari penawarannya. 3. Menentukan jenis usaha yang mau dijalankan menurut langkah kenali akan diperoleh banyak sekali alternative jenis perjuangan yang mau diseleksi. 4. Melakukan studi kelayaan perjuangan, studi kelayakan usaha ialah cara yang ditempuh untuk memilih layak tidaknya sebuah ide usaha yang dilaksanakan. 5. Membuat proposal usaha. Dalam menyebarkan kegiatan kewirausahaan, tahapan penting yang mesti diperhatikan mencakup : 1. Tahapan Memulai Usaha Pada tahap ini seseorang yang bermaksud melaksanakan usaha harus mengenali prinsip-prinsip pengelolaan perjuangan/bisnis. 2. Tahapan Melakukan Usaha Pada tahap ini seorang wirausahawan harus mengurus aneka macam faktor yang terkait dengan perjuangan yang diseleksi. Aspek ini mencangkup manajerial kepemimpinan, permodalan, SDM penunjang, pengelolaan perjuangan hingga ke pemasarannya. 3. Mempertahankan Usaha Dalam melaksanakan usaha harus mampu memberi kepuasan pada pelanggan dengan cara menyediakan barang atau jasa yang bermutu dan berguna dengan waktu sempurna sesuai dengan kebutuhan. 4. Mengembangkan Usaha Dalam membuatkan usaha dan membuka perjuangan gres banyak bagian ketidak pastian antara ilham wirausaha dengan kesempatan. Oleh karena itu seorang wirausaha dituntut siap menghadapi tantangan dan bisa mengambil resiko. BAB III STUDI KASUS NASI GORENG REMPAH MAFIA 1.1 Profil Perusahaan A. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : Nasi Goreng Rempah Mafia Bidang Usaha : Makanan Jenis Produk : Nasi Goreng Alamat Perusahaan : Jl. Dipati Ukur 51, Bandung. B. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Memperkenalkan menu masakan dengan cita rasa REMPAH ke SELURUH DUNIA. 2. Misi a. M enyajikan pengalaman pengecap yang belum pernah dicicipi sebelumnya. Berbagai inovasi kuliner nasi goreng dipilih hanya yang unik dan langka . 1.2 Analisa Lingkungan Bisnis A. Perusahaan 1. Penguasaan pasar Di Bandung Nasi Goreng Rempah Mafia sudah beroperasi semenjak Oktober 2013. Strategi pemasaran sebagai permulaan bisnis ini dengan memperkenalkan rasa yan unik dan langka. merek, mengundang konsumen, meningkatkan pembelian dengan banyak sekali promosi. Area penjualan utama yakni di bandung. Promosi merupakan bab dari proses pemasaran. Promosi sangat menghipnotis kelangsungan dan keberhasilan suatu usaha. Kami melakukan penawaran khusus produk kami eksklusif dari verbal ke lisan, sosial media, brosur, iklan, dll. 2. Sumber daya manusia Untuk usaha awal, sumber daya manusia yang tersedia berisikan 7 sekawan yang membangun kedai ini, mereka adalah Angga Nugraha, Rex Marino, Danis Puntoadi, Pujiana Nurul Hikmah, Buiardi Supasentana, Sarita Sutedja, dan Stefani Kurniai. 3. Kualitas produk Jenis produk yang disediakan ialah nasi goren yang mempunyai banyak rempah dialamnya dan membuat perut kenyang yang dimasak dan dibuat eksklusif oleh orang yang sudah berkompeten dibidangnya, ditambah rasanya yan mempunyai tingaktan pedas memilikikeunikan tersendiri. Dengan rasanya yang unik dan langka, membuat ketagihan, pelayanan yang bermutu, perjuangan ini ingin menjadi biro produksi nasi goreng yang mengutamakan cita rasa rempah-rempah indonesia, pelayanan, kebersihan, dan kesehatan produknya. 4. Konsumen/Pelanggan Sasaran kami ialah seluruh masyarakat indonesia dari segala usia . Untuk acara jangka panjang, kami mencanangkan untuk membuka cabang di berbagai kota besar di Indonesia, dan kini di tahun 2016 ini nasi goring rempah cecunguk telah memiliki 26 cabang di kota besar Indonesia. 5. Pesaing Karena nasi goring merupakan kuliner yang mudah ibuat, maka tentu saja saingan dalam membuka perjuangan ini yakni telah banyak kedai-kedai ataupenjual yang membuka perjuangan jenis nasi goreng. Walaupun demikian, hal tersebut justru memperlihatkan motivasi bagi kami untuk melaksanakan penemuan dan kreasi saat mencicipi kompetisi tersebut ketika praktek bisnis ini nantinya. Tentunya dengan menonjolkan keunggulan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh pesaing kami, dan aneka macam kesempatanyang masih terpendam yang mampu kami berdiri nantinya. 1.3 Analisis SWOT A. Faktor Internal 1. Strength (Kekuatan) a. Keunggulan produk Kami memperlihatkan sebuah produk yang sehat juga dapat membuat kenyang . b. Keterampilan dan keahlia n Kami mempunyai pelayanan prima. c. Bahan baku mudah di mampu Bahan baku gampang didaptkan, meski dalam proses buatan sedikit lama alasannya memakai banyak rempah-rempah di dalamnya. 2. Weakness (Kelemahan) a. Komplen konsumen Komplen yang sering tiba yakni soal rasa yang kadang berlawanan dari satu cabang dengan cabang lain dan pelayanan yang berbeda dari satu cabang dengan cabang lainnya. B. Faktor Eksternal 1. Opportunities ( Peluang ) a. Banyaknya konsume n Dengan harga yang relative wajar, lalu rasa yan unik dan langka maka banak sekali konsumen yang datang setiap harinya. b. Sistem pemasara n Pemasaran kami kerjakan lewat verbal ke ekspresi, media umum, iklan, brosur, dll. 2. Threats ( Ancaman ) a. Keacuhan konsume n Terkadang pelanggan masih banyak yang tidak tergoda dengan nasgor rempah durjana ini, sebab mereka meyakini rasa nasi goreng seluruhnya sama. 1.4 Strategi Perusahaan Bisnis A. Cara Meningkatkan Produksi Rencana-planning pengembangan produksi kami antara lain: 1. Memperluas pengetahuan tetang cara penawaran khusus yang baik 2. Menemukan dan menciptakan inovasi gres 3. Memperluas area penawaran khusus 4. Meningkatkan buatan B. Mengatasi Pesaing 1. Lebih mengutamakan mutu 2. Memaksimalkan pelayanan prima 3. Harus memiliki ciri khas 4. Rutin melakukan pembinaan terhadap kayawan supaya pelayanan dan citarasa bisa sama. BAB I V PENUTUP 1.1 Simpulan Kesimpulannya, dalam menciptakan dan mengawali perjuangan baru sangat perlu untuk menyusun perencanaan bisnis secara sistematis. Dimana penyusunan rencana bisnis atau business plan ialah observasi mengenai acara organisasi kini dan yang mau datang dan menyusun kegiatan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan yang dituangkan dalam sebuah dokumen perencanaan. Perencanaan bisnis/business plan ialah penelitian mengenai kegiatan organisasi sekarang dan yang mau datang dan menyusun aktivitas untuk mendapatkan hasil yang dikehendaki yang dituangkan dalam sebuah dokumen penyusunan rencana. Perencanaan bisnis sungguh bersahabat hubungannya dengan wirausaha, karena penyusunan rencana bisnis ini dibuat supaya hasil penciptaan usaha yang dibentuk mendekati dengan kenyataannya.iharapkan dengan perencanaan bisnis yang bagus maka penyusunan rencana dengan kenyataannya memiliki perbedaan yang cukup kecil. Karena itu perencanaan bisnis ini dapat dipakai selaku ajaran penciptaan perjuangan. Studi masalah yang kita ambil ialah nasi goring bandit rempah cabang bandung dipatiukur, dari mulai penyusunan rencana sampaiproses implementasi dipasarkan. Mengapa kami mengambil studi perkara ini? Karena kami mencari perjuangan yang memang baru dimulai sehingga apa yang dibahas dalam makalah ini tercantum dalam studi perkara. 1.2 Sara n Untuk mahasiswa berikutnya atau peneliti berikutnya dharapkan dalam menciptakan stui perkara mesti lebih rinci dan lengkap lagi sehingga apa an diharapkan sudah tersedia dengan lengkap. DAFTAR PUSTAKA BIBLIOGRAPHY Alma, B. (2005). Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: PT Alfabeta. Anoraga, P. (2002). Koperasi, Kewirausahaann Dan Usaha Kecil. Jakarta: Rineka Cipta. Prof. Rhenalnd kasali, P. (2010). Modul Kewirausahaan . Bandung: Hikmah (PT Mizan Publika). Lupiyoadi, R. (2004). Entrepreneurship from mindset to strategy. Depok: Universitas Indonesia. Suryana. (2003). Kewirausahaan (Pedoman Mudah, Kiat Dan Proses Menuju Sukses ) Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. http://www.nasgormafia.com Sumber https://bookish15.blogspot.com
Sabtu, 11 April 2020
Makalah Menciptakan Dan Mengawali Usaha (Business Venture)
Diterbitkan April 11, 2020
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon