Selasa, 05 Mei 2020

Isi Kandungan Surat Al Lail Ayat 8-11

Dalam ayat ini Allah swt menunjukkan perayaan terhadap insan berupa ancaman bagi siapa pun diantara umat insan yang mempunyai perilaku sifat kikir atau bakhil. Perbuatan kikir sudah nyata dapat membawa dan menjerumuskan insan kedalam kebinasaan sebagaimana yang pernah menimpa orang-orang terdahulu seperti Qarun. Islam sangat tidak suka sifat bakhil, alasannya adalah sifat bakhil yaitu salah satu dari karakter orang munafiq yang tidak mau berkorban untuk kebaikan. Padahal abjad orang yang beriman ialah siap berkorban dengan apa saja demi Islam, Allah Swt akan menimpakan banyak sekali keburukan, kesesatan, dan memasukkannya ke dalam neraka. Berikut ini yakni isi kandungan surat Al Lail ayat 8-11. واما من بخل واستغنى  (٨ وكذب با الحسنى  (٩ فسنيسره للعسراى  (١٠ وما يغني عنه ما له اذا تردى  (١١ Arab latin Wa Ammaa Mambakhila Wastaghnaa, Wakadzaba Bilhusnaa, Fasanuyassiruhuu lil'usroo, Wamaa Yughnii 'Anhu Maaluhuu Idzaa Taroddaa. Artinya : Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup (8), serta mendustakan pahala yang terbaik (9), maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar (10), Dan hartanya tidak bermanfa'at baginya bila ia telah binasa (11). Qs. Al Lail ayat 8-11 Penjelasan kandungan ayat Dalam tafsir Ibnu Kasir diterangkan bahwa yang dimaksud dengan : 1 . Wa ammaa mam bakhila was taghnaa (“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup.”) ‘Ikrimah berkata dari Ibnu ‘Abbas: “Yakni kikir terhadap hartanya dan tidak memerlukan Rabb-nya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.  2 . Wakadzdzaba bil husnaa (“Serta mendustakan pahala yang terbaik.”) yakni mendustakan pahala di alam darul baka kelak. 3 . FasanuyassiruHuu lil ‘usraa (“Maka kelak kami akan merencanakan baginya [jalan] yang sukar.”) Yakni jalan keburukan, sebagaimana difirmankan oleh Allah Swt dalam surat Al An'am ayat 110 berikut ini. Artinya: “dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan pandangan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al Qur’an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.” ( Qs. Al-An’am: 110) Ayat-ayat al-Qur’an yang membicarakan wacana pengertian ini lumayan banyak yang menunjukkan bahwa Allah Swt akan memberi balasan kepada orang yang menuju terhadap kebaikan berupa taufiq untuk mengarah kepadanya. Dan barangsiapa menuju kepada keburukan, akan diberi akhir berbentukkehinaan.  4 . Wa maa yughnii ‘anhu maa luhuu idzaa taradda a (“Dan hartanya tidak bermanfaat baginya bila ia sudah binasa. Maksudnya : “Yakni, bila sudah binasa di dalam Neraka.”  Rasulullah Saw. sudah mengingatkan kita semoga menjauhi sifat zalim dan kikir karena sifat zalim mengakibatkan kegelapan bagi insan pada hari akhir zaman dan sifat kikir inilah yang telah mencelakakan dan menjadi alasannya terjadinya pertumpahan darah diantara umat terdahulu.  Dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, bekerjsama Rasulullah sallallahu alaihi wasallam pernah bersabda:  “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan dhalim, alasannya kedhaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan jauhilah oleh kalian sifat kikir, sebab kikir telah mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi mereka”. (HR. Muslim) Dalam hadits ini terdapat perayaan dari berbuat dhalim dan ajuan untuk berbuat adil. Syari’at Islam memerintahkan kita untuk berlaku adil, dan melarang dari berbuat dhalim. Lawan dari dhalim adalah adil. Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya serta melakukan hak-hak yang wajib.  Adapun zalim yakni meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Keadilan yang paling adil dan yang pokok yaitu mengakui dan mengikhlaskan tauhid hanya terhadap Allâh Swt semata-mata, beriman terhadap nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang baik, serta mengikhlaskan agama dan ibadah hanya terhadap Allah Swt.  Perbuatan kezhaliman yang terbesar yakni tindakan melaksanakan kesyirikan ialah menyekutukan Allah Swt. Sebagaimana pesan yang tersirat Luqman Al Hakim terhadap anaknya, berikut ini :  Artinya : Dan (ingatlah) saat Luqman berkata terhadap anaknya, dikala ia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allâh Swt., Sesungguhnya mempersekutukan (Allah Swt.) yaitu benar-benar kedhaliman yang besar.” (Qs. Luqman ayat :13) Allah swt juga berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 180, berikut ini. Artinya : Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah Swt. kepada mereka dari karunia-Nya, menduga bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari akhir zaman. milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah maha teliti terhadap apa yang kau kerjakan. (Qs. Ali ‘Imran :180)  Dalam bahasa arab bakhil lazimdisebut dengan As Syuhha. Sedangkan berdasarkan perumpamaan ialah bakhilnya seseorang terhadap harta dan segala kebaikan yang ada pada dirinya atau pada orang lain.  Perilaku sifat bakhil, kikir, dan pelit ini termasuk perkara yang dapat membinasakan, sebagaimana Rasulullah Saw pernah bersabda dalam suatu haditsnya : Tiga masalah yang membinasakan (ialah) kikir (pelit) yang ditaati, hawa nafsu yang dibarengi, dan takjubnya seseorang terhadap dirinya sendiri.  Untuk menghindari perilaku sifat bakhil atau kikir ini, maka Rasulullahh Saw mengajarkan do’a dan beliau juga sering memanjatkan doa seperti di bawah ini, supaya terhindar dari sifat bakhil:  ...Ya Allah, bahwasanya aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, sifat bakhil (kikir), pengecut, lilitan hutang, dan dikuasai orang lain... Demikianlah pembahasan tentang isi kandungan surat al Lail ayat 8-11, biar ada pelajaran dan hikmahnya buat kita semua. Wallaahu a'lam.
Sumber https://dadanby.blogspot.com


EmoticonEmoticon