Senin, 25 Januari 2021

Efek Kerajaan Kerajaan Islam Di Indonesia


Kerajaan/Kesultanan  Islam di  Indonesia  antara  lain (1) Kesultanan  Samudera Pasai,   (2) Kesultanan   Ternate,   (3) Kerajaan   Demak,   (4) Kesultanan   Aceh Darussalam, (5) Kesultanan Banjar, dan (6) Kesultanan Banten

1.  Kesultanan Samudera Pasai

Kerajaan  Samudra  Pasai bangkit  pada  masa  ke-13  M  setelah  kehancuran Kerajaan  Sriwijaya  dengan  pendiri  berjulukan  Sultan  Malik  al Saleh.  Kerajaan Samudra  Pasai  berada   di  Aceh  Utara  di  Kabupaten  Lokseumawe. Mata pencaharian masyarakat   Pasai ialah   berjualan.   Pada   dikala   itu biasanya mereka telah  menanam  padi  di  ladang,  yang  dipanen  2  kali  setahun,  serta memilki  sapi  perah  untuk  menghasilkan  keju. Rumah  orangnya  mempunyai tinggi  rata-rata  2.5  meter  yang  disekat  menjadi  beberapa  bilik.  Lantainya yang dibuat  dari  bilah-bilah  kayu  kelapa  atau  kayu  pinang  yang  disusun  dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan

2. Kesultanan Ternate

Selain  Ternate,  di  Maluku  juga  terdapat  paling  tidak  3  kerajaan  lain  yang mempunyai imbas yaitu Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo, dan Kesultanan Bacan. Kerajaan–kerajaan ini ialah tentangan Ternate dalam memperebutkan hegemoni   di   Maluku.   Berkat   jual beli   rempah, Ternate menikmati kemajuan  ekonomi  yang  mengesankan.  Untuk  memperkuat hegemoninya di    Maluku,    Ternate    mulai    melaksanakan    perluasan.    Hal    ini menimbulkan antipati dan menambahkecemburuan kerajaan lain di Maluku. Mereka menatap Ternate selaku lawan bersama sampai menyebabkan terjadinya perang. Demi  menghentikan  konflik  yang  berlarut–larut, Sultan  Ternate  ke-7 Kolano Cili  Aiya  atau  disebut  juga  Kolano  Sida  Arif  Malamo  (1322-1331) mengundang raja–raja Maluku lainnya untuk berdamai dan bermusyawarah membentuk  persekutuan.  Persekutuan  ini  lalu  diketahui   sebagai Persekutan  Moti  atau Motir  Verbond.  Butir  penting  dari  pertemuan  ini  selain terjalinnya komplotan yakni penyeragaman bentuk kelembagaan kerajaan di Maluku. Pertemuan ini didatangi 4 raja Maluku yang terkuat maka disebut juga sebagai Persekutuan Moloku  Kie  Raha  (Empat  Gunung  Maluku).  Kedudukan Ternate selaku kerajaan yang besar lengan berkuasa turut pula mengangkat derajat Bahasa  Ternate selaku   bahasa pergaulan  di banyak sekali  kawasan  yang berada dibawah pengaruhnya. Bahasa Ternate memiliki pengaruh terbesar terhadap bahasa Melayu yang dipakai masyarakat timur Indonesia.

3.  Kerajaan Demak

Demak  merupakan  kerajaan Islam  pertama  di Pulau  Jawa  yang  bangkit  dari tahun  1478  M  yang  didirikan  oleh Raden  Patah. Sebelumnya  Demak  masih bernama Bintoro. Kerajaan Demak ketika itu tercatat menjadi aktivis penyebaran agama Islam  di Pulau  Jawa  dan  Indonesia  pada  biasanya.  Walau  tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi kudeta  di  antara saudara  kerajaan.  Pada  tahun  1568,  kekuasaan  Demak beralih  ke  Kerajaan Pajang  yang  diresmikan  oleh  Jaka  Tingkir.  Salah  satu peninggalan  bersejarah Kerajaan Demak  ialah  Mesjid  Agung  Demak  yang berdasarkan catatan sejarah diresmikan oleh Walisongo

4.  Kesultanan Aceh Darusalam

Sultan  Ibrahim  atau  Ali  Mugayat  Syah  ialah  raja  pertama  Kerajaan Aceh Darussalam.   Aceh mengembangkan contoh dan sistem pendidikan militer, berkomitmen dalam menentang  imperialisme  bangsa  Eropa,  mempunyai  tata cara pemerintahan yang terstruktur dan sistematik, merealisasikan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan  menjalin  korelasi  diplomatik  dengan  negara  lain. Aceh banyak memiliki komoditas jual beli antara lain minyak tanah dari Deli, belerang dari Pulau Weh  dan  Gunung  Seulawah, kapur  dari  Singkil,  kapur barus  dan menyan dari Barus, Emas di pantai barat, dan sutera di Banda Aceh. Selain itu ,di ibukota juga banyak  terdapat  terpelajar  emas,  tembaga,  dan  suasa yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Pidie merupakan lumbung beras   bagi   kesultanan. Namun di antara semua komoditas itu yang menjadi komoditas unggulan untuk diekspor yaitu lada

5.  Kesultanan Banjar

Teritorial Kerajaan  Banjar  pada  era  ke  15-17 terbagi dalam  tiga  daerah, walaupun terminologi ini tidak dipergunakan dalam sistem politik dan pemerintahan dalam kerajaan, yaitu: (1) Negara Agung (wilayah sentral budaya Banjar    yakni    wilayah    Banjar    Kuala,    Batang    Banyu    dan    Pahuluan), (2) Mancanegara    (daerah    rantau:    Kepangeranan    Kotawaringin,    Tanah Dusun, Tanah  Laut,  Pulau  Laut,  Tanah  Bumbu,  dan  Paser),  dan (3)  Daerah Pesisir (daerah tepi/terluar meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur/Utara

6.  Kesultanan Banten

Kemajuan  Kesultanan  Banten  ditopang  oleh  jumlah  penduduk  yang  banyak serta multietnis antara lain Jawa, Sunda dan Melayu. Sementara kelompok etnis nusantara lain dengan jumlah signifikan antara lain Makasar, Bugis, dan Bali. Pada kala Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 pekerjaan pengairan besar dikerjakan untuk membuatkan pertanian. Antara 30 dan 40 km susukan gres dibangun dengan memakai tenaga sebanyak 16.000 orang. Di sepanjang akses  tersebut,  antara  30  dan  40.000  ribu  hektare  sawah  gres  dan  ribuan hektare perkebunan kelapa dibuka. Sebanyak 30.000-an petani ditempatkan di atas tanah tersebut, termasuk orang Bugis dan Makasar.

Pengaruh  kerajaan  Islam  dalam  kehidupan  penduduk   Indonesia  tampakdalam aneka macam  bidang.  Terlebih,  agama  Islam  menjadi  agama  mayoritas penduduk Indonesia sehingga kebudayaan dan contoh hidup masyarakat sangat dipengaruhi anutan agama Islam.  Pengaruh  aliran  agama  dan  budaya  Islam dalam  kehidupan sehari-hari  antara lain selaku berikut.

1)  Tahun    Masehi    dan    tahun    Hijriyah    selalu    disandingkan    dalam penanggalan/ ditulis dalam kalender yang dipakai dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini alasannya adalah banyak masyarakat  yang masih  memakai  sistem penanggalan Islam (Hijriyah) seperti: Syawal, Rajab, Safar, Dzulhijjah, dan lain-lain.

2)  Seni bangunan di lingkungan sekitar merujuk pada versi kerajaan Islam, misalnya:  pembangunan  masjid  besar  di  samping  alun-alun,  pengerjaan kijing di makam biasa , dan lain-lain.

3) Karya seni masyarakat banyak dipengaruhi oleh kesenian Islami seperti hikayat, rebana, syair, wayang, suluk, dan solawat

4)  Nama  tokoh/  raja  kerajaan  Islam  digunakan  selaku   nama  bangunan dan kawasan  lazim,  seperti:  Universitas  Hasanuddin,  Universitas  Sultan Agung, Bandara Sultan Iskandar Muda,  dan Bandara Raden Inten.

5)  Nama orang juga banyak menggunakan unsur/ kata/ istilah islami seperti: Ahmad, Rasyid, Karim, Abdul, dan lain-lain.

6)  Adat istiadat yang dikembangkan dari pemikiran Islam juga masih dilestarikan dalam program resmi maupun adat seperti pembacaan solawat dalam aktivitas agama atau resmi, berdoa, barjanji, sholawat diba, dan lain sebagainya.

Berdasarkan   uraian   di   atas   dapat   ditarik kesimpulan   bahwa   kerajaan   Hindu, Kerajaan Buda, dan Kerajaan Islam sama-sama memiliki pengaruh kepada bangsa Indonesia  hingga  dikala  ini.  Berikut  ini  adalah  teladan  perbandingan dampak ketiga kerajaan tersebut dalam bidang seni.Kerajaan Islam Banyak   meningkat    seni   kaligrafi, hadrah, sholawatan, dan lain sebagainya. 







Sumber. Modul Pendidikan Profesi Guru (PPG). Modul 4. Ilmu Pengetahuan Sosial Penulis. Drs. Ruswandi Hermawan, M.Ed.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Modul F. Kajian IPS SD Kelas Tinggi Penulis. Dr. Ari Pudjiastuti, Falidan Ahmad, M.Pd., Istiqomah, M.Pd 

artikel ini sudah tayang di partner kami mandandi.com


Sumber https://www.mooreyi.com/


EmoticonEmoticon