Kerajaan/Kesultanan Islam di Indonesia antara lain (1) Kesultanan Samudera Pasai, (2) Kesultanan Ternate, (3) Kerajaan Demak, (4) Kesultanan Aceh Darussalam, (5) Kesultanan Banjar, dan (6) Kesultanan Banten
1. Kesultanan Samudera Pasai
Kerajaan Samudra Pasai bangkit pada masa ke-13 M setelah kehancuran Kerajaan Sriwijaya dengan pendiri berjulukan Sultan Malik al Saleh. Kerajaan Samudra Pasai berada di Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe. Mata pencaharian masyarakat Pasai ialah berjualan. Pada dikala itu biasanya mereka telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Rumah orangnya mempunyai tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa bilik. Lantainya yang dibuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan
2. Kesultanan Ternate
Selain Ternate, di Maluku juga terdapat paling tidak 3 kerajaan lain yang mempunyai imbas yaitu Kesultanan Tidore, Kesultanan Jailolo, dan Kesultanan Bacan. Kerajaan–kerajaan ini ialah tentangan Ternate dalam memperebutkan hegemoni di Maluku. Berkat jual beli rempah, Ternate menikmati kemajuan ekonomi yang mengesankan. Untuk memperkuat hegemoninya di Maluku, Ternate mulai melaksanakan perluasan. Hal ini menimbulkan antipati dan menambahkecemburuan kerajaan lain di Maluku. Mereka menatap Ternate selaku lawan bersama sampai menyebabkan terjadinya perang. Demi menghentikan konflik yang berlarut–larut, Sultan Ternate ke-7 Kolano Cili Aiya atau disebut juga Kolano Sida Arif Malamo (1322-1331) mengundang raja–raja Maluku lainnya untuk berdamai dan bermusyawarah membentuk persekutuan. Persekutuan ini lalu diketahui sebagai Persekutan Moti atau Motir Verbond. Butir penting dari pertemuan ini selain terjalinnya komplotan yakni penyeragaman bentuk kelembagaan kerajaan di Maluku. Pertemuan ini didatangi 4 raja Maluku yang terkuat maka disebut juga sebagai Persekutuan Moloku Kie Raha (Empat Gunung Maluku). Kedudukan Ternate selaku kerajaan yang besar lengan berkuasa turut pula mengangkat derajat Bahasa Ternate selaku bahasa pergaulan di banyak sekali kawasan yang berada dibawah pengaruhnya. Bahasa Ternate memiliki pengaruh terbesar terhadap bahasa Melayu yang dipakai masyarakat timur Indonesia.
3. Kerajaan Demak
Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang bangkit dari tahun 1478 M yang didirikan oleh Raden Patah. Sebelumnya Demak masih bernama Bintoro. Kerajaan Demak ketika itu tercatat menjadi aktivis penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan Indonesia pada biasanya. Walau tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi kudeta di antara saudara kerajaan. Pada tahun 1568, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang diresmikan oleh Jaka Tingkir. Salah satu peninggalan bersejarah Kerajaan Demak ialah Mesjid Agung Demak yang berdasarkan catatan sejarah diresmikan oleh Walisongo
4. Kesultanan Aceh Darusalam
Sultan Ibrahim atau Ali Mugayat Syah ialah raja pertama Kerajaan Aceh Darussalam. Aceh mengembangkan contoh dan sistem pendidikan militer, berkomitmen dalam menentang imperialisme bangsa Eropa, mempunyai tata cara pemerintahan yang terstruktur dan sistematik, merealisasikan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan, dan menjalin korelasi diplomatik dengan negara lain. Aceh banyak memiliki komoditas jual beli antara lain minyak tanah dari Deli, belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah, kapur dari Singkil, kapur barus dan menyan dari Barus, Emas di pantai barat, dan sutera di Banda Aceh. Selain itu ,di ibukota juga banyak terdapat terpelajar emas, tembaga, dan suasa yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Pidie merupakan lumbung beras bagi kesultanan. Namun di antara semua komoditas itu yang menjadi komoditas unggulan untuk diekspor yaitu lada
5. Kesultanan Banjar
Teritorial Kerajaan Banjar pada era ke 15-17 terbagi dalam tiga daerah, walaupun terminologi ini tidak dipergunakan dalam sistem politik dan pemerintahan dalam kerajaan, yaitu: (1) Negara Agung (wilayah sentral budaya Banjar yakni wilayah Banjar Kuala, Batang Banyu dan Pahuluan), (2) Mancanegara (daerah rantau: Kepangeranan Kotawaringin, Tanah Dusun, Tanah Laut, Pulau Laut, Tanah Bumbu, dan Paser), dan (3) Daerah Pesisir (daerah tepi/terluar meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur/Utara
6. Kesultanan Banten
Kemajuan Kesultanan Banten ditopang oleh jumlah penduduk yang banyak serta multietnis antara lain Jawa, Sunda dan Melayu. Sementara kelompok etnis nusantara lain dengan jumlah signifikan antara lain Makasar, Bugis, dan Bali. Pada kala Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 pekerjaan pengairan besar dikerjakan untuk membuatkan pertanian. Antara 30 dan 40 km susukan gres dibangun dengan memakai tenaga sebanyak 16.000 orang. Di sepanjang akses tersebut, antara 30 dan 40.000 ribu hektare sawah gres dan ribuan hektare perkebunan kelapa dibuka. Sebanyak 30.000-an petani ditempatkan di atas tanah tersebut, termasuk orang Bugis dan Makasar.
Pengaruh kerajaan Islam dalam kehidupan penduduk Indonesia tampakdalam aneka macam bidang. Terlebih, agama Islam menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia sehingga kebudayaan dan contoh hidup masyarakat sangat dipengaruhi anutan agama Islam. Pengaruh aliran agama dan budaya Islam dalam kehidupan sehari-hari antara lain selaku berikut.
1) Tahun Masehi dan tahun Hijriyah selalu disandingkan dalam penanggalan/ ditulis dalam kalender yang dipakai dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini alasannya adalah banyak masyarakat yang masih memakai sistem penanggalan Islam (Hijriyah) seperti: Syawal, Rajab, Safar, Dzulhijjah, dan lain-lain.
2) Seni bangunan di lingkungan sekitar merujuk pada versi kerajaan Islam, misalnya: pembangunan masjid besar di samping alun-alun, pengerjaan kijing di makam biasa , dan lain-lain.
3) Karya seni masyarakat banyak dipengaruhi oleh kesenian Islami seperti hikayat, rebana, syair, wayang, suluk, dan solawat
4) Nama tokoh/ raja kerajaan Islam digunakan selaku nama bangunan dan kawasan lazim, seperti: Universitas Hasanuddin, Universitas Sultan Agung, Bandara Sultan Iskandar Muda, dan Bandara Raden Inten.
5) Nama orang juga banyak menggunakan unsur/ kata/ istilah islami seperti: Ahmad, Rasyid, Karim, Abdul, dan lain-lain.
6) Adat istiadat yang dikembangkan dari pemikiran Islam juga masih dilestarikan dalam program resmi maupun adat seperti pembacaan solawat dalam aktivitas agama atau resmi, berdoa, barjanji, sholawat diba, dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerajaan Hindu, Kerajaan Buda, dan Kerajaan Islam sama-sama memiliki pengaruh kepada bangsa Indonesia hingga dikala ini. Berikut ini adalah teladan perbandingan dampak ketiga kerajaan tersebut dalam bidang seni.Kerajaan Islam Banyak meningkat seni kaligrafi, hadrah, sholawatan, dan lain sebagainya.
Sumber. Modul Pendidikan Profesi Guru (PPG). Modul 4. Ilmu Pengetahuan Sosial Penulis. Drs. Ruswandi Hermawan, M.Ed.
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Modul F. Kajian IPS SD Kelas Tinggi Penulis. Dr. Ari Pudjiastuti, Falidan Ahmad, M.Pd., Istiqomah, M.Pd
artikel ini sudah tayang di partner kami mandandi.com
Sumber https://www.mooreyi.com/
EmoticonEmoticon