Sabtu, 30 Januari 2021

Suku Bangsa Dana Dompu, Dari Pribumi Sampai Pendatang

 

kader jaelani (bupati dompu keturunan arab)

Apabila berbicara mengenai suku bangsa dou Dompu, bukan mempunyai arti akan mempunyai kecenderungan terhadap soal-soal negatif mirip membesar-besarkan rasa kesukuan. Akan tetapi tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meliput kekayaan budaya nasional bangsa Indonesia yang masih terpendam. Peninggalan para leluhur agar rasa cinta kita kepada tanah air dan bangsa ini semakin tinggi, pengetahuan kita terhadap kekayaan budaya bangsa semakin luas, dan rasa persatuan dan kesatuan kita dengan mempunyai wilayah nusantara yang luas dan indah ini makin dihayati.

Dalam rangkaian uraian ini, banyak hal-hal yang ingin diliput di dalamnya. Apakah itu digunakan selaku pertukaran berita untuk menjadi wawasan bagi yang belum tahu, lebih-lebih untuk mendapatkan penelitian dan pengukuhan kebenarannya dari para ahli sejarah dan ahli ilmu wawasan, maka banyak hal-hal penting yang ingin disajikan di sini yang meliputi asal-usul kemajuan dan kemajuan kehidupan dana Dompu di masa lampau itu.

Kita mulai dengan meneliti eksistensi dou Dompu ini memiliki penduduk asli dan kemudian berasimilasi dengan suku bangsa mana saja.

Menurut sahibul hikayat dan cerita-cerita purba, ada legenda dari orang-orang bau tanah yang menceritakan ada wa-i ranggasasa dan ompu ranggasasa yang seakan-akan digambarkan seperti jin-jin atau dewa. Cerita ini mampu diidentitaskan dengan manusia purba, dan mereka inilah selaku penghuni pertama dana Dompu. Mereka ini masih hidup ndalu atau nomaden dan berdomisili dalam gua-gua batu. Kebetulan ada beberapa gua di negeri ini dan di sekitarnya.  

Zaman ndalu (nomaden) mulai beralih ke zaman hidup secara menetap. Zaman ini ditandai dengan indikasi-indikasi adanya tempat-tempat pemukiman, meskipun pada waktu itu nama tempat pemukiman belum diberikan mirip sekarang mirip berbentukmarga. negeri, kampung, dan desa serta dusun, akan namun pada abad itu daerah bermukim dinamainya nggaro di Dompu dan di Bima disebut lewi. Nama ini diselaraskan dengan teladan hidup mereka di periode itu yang telah dimulai dengan kehidupan menetap dengan mata pencaharian bercocok tanam, adalah mereka masing-masing tinggal di atas lahan pertanian inilah yang disebut nggaro.

Kehidupan bermasyarakat rupanya mulai dibina dan tumbuh, dinikmati perlu adanya orang yang diangkat menjadi ketua atau kepala suku yang di Dompu dikenal dengan sebutan "Ncuhi" seperti:

1. Ncuhi Dompu.

2. Ncuhi Nowa.

3. Ncuhi Tolo Foo.

4. Ncuhi Saneo.

5. Neuhi Katua.

6. Neuhi Dorongao.

7. Neuhi Parapimpi.

8. Ncuhi Dungga.

Mereka yang disebut Neuhi ini umumpula sehari-harinya dipanggil oleh penduduk dengan sebutan "Ompu" sama dengan Empu jikalau di Jawa. Pendeknya asal ia pejabat diundang dengan Ompu, contohnya Ompu Kepala atau Ompu Gelara (Gelarang).

Perkembangan pemukiman makin meluas, karenanya kedua suku pendatang dan suku orisinil berasimilasi menjadi satu suku yakni Suku Dompu. Suku asli dou Dompu dan Bima ialah Suku Donggo sekarang ini diketahui dengan Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima.

Saat inilah bermula Kerajaan Dompu bangkit, di mana dengan janji seluruh Ncuhi baik yang berada di pedalaman maupun yang berada di pesisir pantai untuk bersatu dan membentuk suatu kerajaan di bawah pimpinan Sang Kula sebagai raja atau "Sangaji" dana Dompu yang pertama.

Sangaji di sini berdasarkan pemahaman dou Dompu yakni berasal dari kata sang jin yang di daerah lain disebut tuhan. Dan oleh karena itu secara bebuyutan dianggaplah turunan raja-raja negeri Dompu berasal dari Sang Jin itu.

Setelah Kerajaan Dompu bangkit, mulailah diketahui oleh raja lain di Nusantara mirip di zaman Kerajaan Sriwijaya tahun 700 sampai 900 M dan di zaman Kerajaan Majapahit tahun 1293-1523 M.

Kerajaan Dompu juga diketahui di dalam Sumpah Palapa tahun 1331 M. Maha Patih Gajah Mada mengatakan: "Saya hanya akan berhenti berpuasa makan Palapa, jikalau seluruh Nusantara bertakluk di bawah kekuasaan Negara, jika Gurun, Seran, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik sudah ditaklukkan."

Setelah Kerajaan Dompu populer oleh kerajaan-kerajaan lain di nusantara, maka relasi semakin terbuka, pembauran makin meluas dengan berdatangan suku-suku bangsa lain dari setiap penjuru Nusantara.. Hubungan yang paling tanpa kendala pada kala itu dikarenakan geografinya gampang adalah dari Melayu, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok. Dan, kebudayaan Melayu meningkat di Negeri Dompu, sebab pada susunan kasta di dalam negeri ini ternyata ada istilah Ince dari Melayu dan Tati dari Sumatera.

Mengenai kasta, Suku Dompu mengenal beberapa kasta sesuai dengan asal suku bangsa itu masing-masing yang mampu dibagi selaku berikut:

Kasta Asli Dou Dompu

1. Londo Ruma

Kasta ini yakni untuk kaum darah biru, dan panggilan kepada mereka, yaitu:

- Muma atau Uma untuk ayah.

- Dade atau Uma Siwe untuk ibu.

2. Londo Dari

Kasta ini untuk orang kebanyakan, dan panggilan terhadap mereka, yakni:

- Ama untuk ayah.

- Ina untuk ibu. 

Setelah adanya korelasi dan pembauran dengan suku lain, maka

kasta ini berkembang lagi menjadi: 

1. Londo Ruma, dibagi atas dua bab

- Ruma atau aristokrat raja-raja dengan semua keturunannya.

- Ruma atau ningrat agama, yaitu mereka suku pendatang karena sesuatu keperluan khususnya dalam kepentingan. kepentingan penyebaran agama Islam, dikawinkan dengan putri raja dan keturunan mereka berhak mempunyai darah darah biru, yakni bangsawan agama.

2 Londo Rato, terbagi atas:

- Ince dari keturunan Melayu, panggilan untuk mereka yakni Ince untuk ayah atau Tati dari Sumatera dan ada juga yang mengundang dengan Bapa' dan Ma' untuk ibu 

- Pua atau Dae dari mereka yang berasal dari keturunan Bugis dan panggilan kepada mereka yaitu Pua atau Dae untuk ayahdan Ma' untuk ibu , Mereka mendiami pesisir pantai mirip di Soro Kempo dan kedatangan mereka diperkirakan sekitar tahun 1667 M.

3. Londo Dari

Mereka orang kebanyakan, rakyat biasa, penduduk asli, dan panggilan untuk mereka ialah:

- Ama untuk ayah. Ada juga yang memanggil dengan uba atau baba. 

- Ina untuk ibu.

4. Londo Ada, 

mereka berasal dari keturunan budak belian yang berasal dari kawasan lain dan yang mempunyai mereka adalah kaum aristokrat.

Panggilan untuk anak-anak:

a. Keturunan Raja-Raja:

- Ama Ka'u untuk putra.

- Ina Ka'u untuk putri.

b. Londo Dari:

- La Too untuk putra.

- La Ke'u untuk putri. 

c. Keturunan Bugis:

- La Baco untuk putra.

- La Bice untuk putri.

Menurut kenyataannya, maka suku pendatang di dana Dompu ialah berisikan orang Melayu, orang Arab dan orang Cina. Mereka tiba di dana Dompu sudah semenjak usang alasannya sudah membaur dan berketurunan. Disusul pula dengan kedatangan suku Bugis, Bone, dan Kendari.

Di zaman penjajahan Belanda, suku pendatang mirip Arab dan dinamakan bangsa Asing Timur dan mereka tidak boleh berasimilasi dengan Suku Dompu seperti misalnya soal kawin, orang Arab atau orang Cina lelaki boleh kawin dengan wanita suku Dompu, tetapi orang lelaki suku Dompu dihentikan kawin dengan perempuan suku Cina mendapat kedudukan yang setingkat lebih tinggi dari suku asli. alasannya adalah mereka masih berstatus warga negara gila, sehingga mereka bangsa Arab atau Cina.

Mereka ini mengembangkan pula dalam beberapa suku asal dari negerinya masing masing seperti:

1. Orang Arab terdiri dari suku suku atau ras:

Al Musalli.

Al Katiri.

Al Idrus. 

Al Habsyi.

Boftem.

Bahrun.

Barakuan.

Bajuber.

Syamlan.

2. Orang Cina berisikan ras:

Tan. 

Kiu.

Ui.

Lio.




Israil M. Saleh, Sekitar Kerajaan Dompu,2020, buku litera, Yogyakarta h. 21



Sumber https://www.mooreyi.com/


EmoticonEmoticon