Jumat, 12 Februari 2021

Sejarah Masuknya Fatwa Hindu Di Dompu


Sebelum Hindu dan Islam masuk ke wilayah Kerajaan Dompu, penduduk Dompu kuno dikala itu masih menganut budaya Animisme. Hal itu di perkuat dengan ditemukannya beberapa peninggalan arkeologi berupa situs watu kubur, watu gong dan situs batu kadera serta situs nangasia di wilayah kecamatan Hu'u Dompu. Selain itu tim arkeologi juga menemukan beberapa peninggalan antik seperti kerangka manusia beserta peralatan perlengkapan rumah tangga zaman dahulu dan lain sebagainya. Konon di Dompu juga berkembang kebudayaan megalit (kebudayaan kerikil besar). Hal itu dibuktikan dengan adanya temuan situs gunung Doro peti di kawasan kecamatan Pekat Dompu. 

Hasil penelitian oleh tim arkeologi menyimpulkan bahwa jauh sebelum peradaban manusia moderen, di kawasan Hu u Dompu telah bermukim beberapa golongan kehidupan insan.

Sekitar masa ke 14-15, pengaruh kebudayaan Hindhu mulai masuk ke daerah Dompu. Bukti adanya pengaruh Hindhu masuk Dompu dibuktikan dengan ditemukannya beberapa peninggalan arkeologi contohnya situs Waru kali, Situs Candi Sambi Tangga dan komplek situs Doro Bata di Kelurahan Kandai I Kecamatan Dompu Menurut hasil penelitian oleh tim arkeologi disebutkan bahwa, situs Waro Kali disangka merupakan suatu bangunan candi Agama Hindu yang memiliki korelasi dekat dengan situs Doro Bata dan situs candi Sambi Tangga yang kemingkinan ialah pengaruh Majapahit.

Adanya temuan temuan-temuan keramik pada beberapa lokasi disekitar kelurahan Kandai I Dompu seperti di situs Doro Mpana, Waru kali dan Sambi Tangga memberikan perkiraan bahwa pada kurun lalu komunitas di daerah tersebut cukup padat sekali serta aktifitas yang dugunakan cukup luas, terbukti dengan adanya banyak bangunan atau kawasan pemujaan dan tersebarnya temuan-temuan keramik dan tembikar yang disangka untuk kebutuhan hidup penduduk pada periode tersebut.

Sekitar tahun 1331 - 1357, Majapahit dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dengan maha patih Gajah Mada mulai melakukan ekspedisi penaklukkan wilayah di nyaris seluruh Nusantara termasuk daerah pulau Lombok dan pulau Sumbawa. Tahun 1357, Majapahit menyerang kerajaan Dompu yang konon berdasarkan sejarah di Dompu, pertama kali Majapahit masuk ke wilayah kerajaan Dompu lewat Hu'u selaku pintu masuk. Selain menguasai daerah, majapahit juga mempunyai misi adalah penyebaran Ajaran Hindu. Menurut dongeng masyarakat Dompu, bukti adanya imbas Majapahit masuk ke kawasan Dompu yaitu dengan adanya beberapa nama desa/kampung di daerah Kecamatan Hu'u yang namanya sama dengan nama Kerajaan di tempat Jawa Timur dimana kerajaan tersebut merupakan tempat atau wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit mirip nama Desa Adu, dan Desa Dahu. Adu dan Daha yaitu dua kerajaan besar dibawah kekuasaan Majapahit. 

Dalam buku tebas tanah jawa disebutkan bahwa, sepeninggal Majapahit dari kerajaan Dompu, dibawah komando panglima perang Majapahit adalah Panglima Nala dan panglima Saka (Soko), sebagian pasukan kerajaan Majapahit konon ada yang tinggal dan menetap di kawasan kerajaan Dompu (di Hu'u). Mereka menetap dan menikah dengan penduduk orisinil Hu'u/Dompu hingga mempunyai keturunan. Bisa ditarik kesimpulan bahwa, masyarakat Hu'u sebagian ialah keturunan dari Majapahit. Dalam catatan sejarah juga disebutkan bahwa, pada saat Kerajaan Majapahit menyerang Dompu, pasukan perang yang di bawa ke Dompu ialah pasukan perang yang berasal dari Kerajaan Bali, Kerajaan Daha dan Kerajaan Adu. Ekspedisi tersebut di bawah kontrol Mahapatih Gajah Mada dengan dua orang panglima perang andalan Majapahit adalah panglima Nala dan panglima Saka.




Sumber https://www.mooreyi.com/


EmoticonEmoticon