Selasa, 09 Maret 2021

Zaman Penjajahan Belanda Di Dompu

Kesultanan Dompu mengalami zaman penjajahan Belanda diperkirakan hampir selama tiga abad  Zaman Penjajahan Belanda di Dompu


Kerajaan/Kesultanan Dompu mengalami zaman penjajahan Belanda diperkirakan hampir selama tiga periode (sekitar 270 tahun). Hal itu berawal saat Dompu ditaklukkan oleh kerajaan kembar Goa - Tallo (Makassar) pada sekitar tahun 1618 atau pada saat masa pemerintahaan raja Goa ke-14 adalah Sultan Alauddin. Selanjutnya sekitar periode ke-16 atau pada kala pemerintahaan Sultan Hasanuddin (Raja Sultan Goa) menandatangani persetujuanBungaya pada tanggal 18 November 1667 dengan Spelman (Belanda), maka Dompu yang ketika itu menjadi bagian dari kekuasaan wilayah Kerajaan Goa secara otomatis masuk dalam kawasan jajahan pemerintah Kolonial Hindia Belanda,

Pada tahun 1669, diadakan perjanjian antara Dompu dengan pihak VOC (Belanda), saat itu Dompu dipimpin oleh Sultan Muhammad Siradjuddin (Ma Nuru Kupang). Sejak ketika itu pulau Sumbawa masuk dalam wilayah kekuasaan jajahan VOC. Selanjutnya pada tahun 1673, VOC mendaratkan pasukan perangnya di bawah komando Kapten J.F. Holsteyner. Waktu terus berlangsung, VOC terus melebarkan sayap daerah jajahannya di pulau Sumbawa, monopoli jual beli dikuasai sarat oleh VOC, ibarat ladang empuk bagi VOC untuk menguasai pulau Sumbawa ketika itu. Pada tanggal 13 September 1701 VOC hasilnya memaksa Raja Bima, Dompu, Tambora, Pekat dan Kerajaan Sanggar untuk kembali menanda tangani sebuah kontrakyang intinya bahwa kawasan kerajaan-kerajaan yang berada di Pulau Sumbawa tersebut menjadi kawasan jajahan pihak VOC. 

Meskipun para pimpinan kerajaan sudah menanda tangani peranan dengan pihak Belanda, tetapi rakyat di kerajaan kerajaan tersebut termasuk rakyat di kerajaan Dompu terus berupaya menentang pihak Belanda dengan melakukan banyak sekali perlawanan ala kadarnya Sekitar tahun 1718-1728, rakyat Dompu di bawah komando Daeng Talola melakukan perlawanan terhadap Belanda, dimana Dompu dikala itu di bawah pimpinan Sultan Syamsuddin yang bergelar (Mawa a Sampela). Tahun 1728, Daeng Talola ditangkap belanda dan kesudahannya di hukum mati.

Akibat banyaknya perlawanan oleh sebagian kelompok masya rakat saat itu, maka setiap perubahan Raja/Sultan di seluruh wilayah kerajaan-kerajaan yang ada di pulau Sumbawa, dan juga di Makassar Belanda selalu melakukan intervensi. Setiap pergeseran Raja Sultan Belanda selalu memperbaharui persetujuan, tidak itu saja, Belanda bahkan mulai mengadu domba antara rakyat dengan Raja/Sultan, begitu juga antara Kerajaan dengan Kerajaan yang lain. Tahun 1771. Belanda mulai terperinci-terangan mengadu domba antara Kerajaan Dompu dengan Kerajaan Bima, lalu sekitar tahun 1779, Belanda mengadu domba antara kerajaan Dompu dengan Kerajaan Tambora, dan pada tahun 1788 Kerajaan Dompu di mencerai-beraikan oleh Belanda dengan Kerajaan Sumbawa

Belanda terus melancarkan berbagai seni manajemen untuk tetap berkuasa di kawasan pulau Sumbawa, bahkan pajak rakyat yang sebaiknya di setor ke Kerajaan, maka mesti disetor pula ke pihak Belanda. Melihat keadaan mirip, dimana rakyat mulai sengsara akhir ulah para kum penjajah akibatnya membangkitkan kesadaran para Raja Sultan dikala itu melaksanakan perlawanan secara terperinci-terangan kepada Belanda Rayat dan pemerintah kerajaan bersatu padu untuk melawan kaum penjajah Timbulah perlawanan pemberontakan sengit antara Kerajaan Kerajaan di kawasan pulau Sumbawa untuk melawan penjajah Belanda Tahun 1907-1908 contohnya, terjadi peristiwa pertempuransengit antara Belanda dengan Kerajaan Sumbawa yang diketahui dengan Perang Undru, Perang Donggo (1908-1909), Perang Ngali-Dena (1908) dan lain sebagaiannya.

Pada tahun 1942, Belanda telah makin terjepit dengan adanya perlawanan dari kerajaan-kerajaan yang ada di daerah Pulau Sumbawa. Tahun 1942, kebencian rakyat Dompu mulai memuncak, hal itu terbukti dengan terjadinya peristiwa penangkapan beberapa serdadu Belanda oleh rakyat Dompu dan Bima yang dikala itu dipimpin oleh H.Mahmud Kasyimir pada tanggal 5 mei tahun 1942.

Peristiwa tersebut sepertinya membuat Belanda kebakaran jenggot, Belanda memuncak amarahnya dan alhasil dikerjakan serangan balasan secara besar-besaran oleh pihak Belanda di daerah Soriutu Dompu dimana dikala itu Belanda menerima santunan bala prajurit Belanda yang bercokol di wilayah Sumbawa untuk menggempur Dompu secara membabi buta. Peristiwa perang Soriutu antara Belanda dengan Rakyat Dompu dikenal dengan insiden perang Manggelewa. Pada peperangan di Soriutu, rakyat Dompu dan Bima bersatu bertempur dengan gagah berani melawan Belanda. Ketika pertempuran Soriutu berjalan, dikerjakan pengerahan abad besar-besaran oleh Jeneli Dompu M. Saleh dan jeneli Kempo Abdullah Daeng Tanga.

Akhir tahun 1942, Belanda menuntaskan kekuasaannya di daerah Dompu, Bima dan Sumbawa serentak dengan masuknya Jepang ke kawasan pulau Sumbawa. Saat itu kedatangan Jepang sungguh di harapkan oleh seluruh rakyat yang ada di kawasan pulau Sumbawa karena dengan kedatangan Jepang diperlukan dapat menolong memulihkan kondisi rakyat pasca pendudukan serdadu Belanda yang sudah ratusan tahun bercokol dan menyengsarakan rakyat di kawasan pulau Sumbawa.  


Beberapa catatan penting yang terjadi di Dompu saat penjajahan VOC/Belanda

- Perjanjian Bungaya (Belanda Sultan Hasanuddin/Raja Goa Makassar) pada tanggal 18 November 1667 dimana dalam perjanjian tersebut di antaranya Dompu takluk terhadap Belanda.

 - Tahun 1669, diadakan kontrakantara VOC dengan Sultan Syamsuddin Dompu di Benteng Rotterdam Makassar. 

- Tahun 1673, Belanda mendaratkan pasukannya di pulau Sumbawa.

- Tanggal 13 September Tahun 1701 Raja-raja di pulau Sumbawa yaitu Kerajaan Sumbawa, Bima, Dompu menandatangani perjanjian di Makassar

- Tahun 1718-1727 terjadi pemberontakan di Dompu yang dipimpin oleh Daeng Talola, ketika itu Dompu dipimpin oleh Sultan Syamsuddin.

- Tahun 1727, Sultan Syamsuddin mengikuti konferensi dengan Belanda di Jawa Timur dan di ikuti oleh beberapa Ulama dan tokoh Agama dari pulau Jawa.

- Tahun 1748, terjadi perang antara kerajaan Dompu dengan kerajaan Tambora. Sultan Dompu yaitu Sultan Abdurahman gugur di kawasan Kempo dalam peperangan perebutan perbatasan tersebut sehingga ia di beri gelar Sultan Ma Nuru Kempo.

- Tahun 1771, terjadi perang antara kerajaan Bima dengan Dompu 

- Tanggal 21 Oktober tahun 1882, Muhammad Siradjuddin (manuru kupa) di angkat selaku Sultan Dompu.

- Tahun 1934, Sultan Muhammad Siradjuddin diasingkan Belanda ke Kupang NTT bersama kedua putranya yakni Abdul Wahab dan Abdullah

- Tahun 1934 - 1947, Kesultanan Dompu kosong/tidak ada Sultan yang memerintah di Dompu. Selanjutnya Dompu dikala itu bergabung dengan Kesultanan Bima selama hampir 12 tahun. 

- Tahun 1937, Sultan Muhammad Siradjuddin wafat dan diberi gelar Sultan Ma Nuru Kupang 

- Tanggal 11 Mei 1942, Jepang mendarat di Bima dan Dompu. Di Dompu terjadi perlawanan antara rakyat Dompu dengan Jepang di Soriutu bersahabat jembatan Kampaja,

- Tahun 1947, terbentuk Negara Indonesia Timur (NIT), Belanda menghidupkan kembali membangkitkan Kesultanan Dompu dengan surat keputusan Residen Timur nomor I a tanggal 12 September 1947 dimana MT. Arifin Siradjuddin putra Abdul Wabab (Ruma To i) selaku Sultan Dompu. Dompu bangkit sendiri dan lepas dari Kesultanan Bima. Sultan MT.Arifin Siradjuddin wafat pada tanggal 12 September 1963 di Dompu.


SO MANGGE KALO, BUKTI SEJARAH YANG TAK TERLUPAKAN.

"Sultan Yakub Hijrah Ke Mpuri Lewat SO Mangge Kalo"

SO MANGGE KALO yang terletak di kampung Pelita Kelurahan Bada Kecamatan Dompu ialah merupakan areal persawahan masyarakatdengan luas sekitar 85 hektar dengan di kelilingi deretan bukit-bukit yang memanjang disebelah timur laksana pagar alam yang membentang mengelilingi Bumi Nggahi Rawi Pahu Dompu. SO MANGGE KALO yang di pagari dengan deretan bukit itu memiliki batas langsung dengan kawasan Kecamatan Mada Pangga Kabupaten Bima, dimana tepatnya di balik bukit (BUKIT TEKA ATI) terdapat beberapa Desa diantaranya Desa Tonda, Desa Mpuri dan Desa Woro Kecamatan Mada Pangga Bima.

Di lokasi Mangge Kalo terdapat ajaran sungai yang oleh warga setempat dinamakan Sungai LEMBO (SORI LEMBO). Sori Lembo bagi penduduk Dompu sangat besar nilai historisnya selaku saksi serta bukti sejarah di masa lampau. Di sungai tersebut terdapat sebuah bangunan Cek Dam yang di bangun semenjak zaman VOC, sekarang Cek Dam itu sendiri telah direnovasi oleh Pemkab Dompu selaku salah satu sumber air bagi para petani di sekeliling SO Mangge Kalo. Menurut Cerita sejarah yang ada di Dompu, So Mangge Kalo pada jaman kala pemerintahan sultan dompu yang ke-24 ialah Sultan Yakub itu merupakan tempat atau lokasi petilasan dimana dikala sultan Yakub menjalani kala pembuangan politik oleh pemerintah VOC, di Mangge Kalo itulah Sultan Yakub pernah melintasi areal tersebut menuju Negeri Mpuri (Bima) dengan melalui bukit yang dinamakan Bukit"TEKA ATI". Sultan Yakub oleh pemerintahan VOC ketika itu diasingkan ke Mpuri yang masuk dalam kawasan kesultan Bima, secara geogarfis lokasi So Mangge Kalo ialah lokasi jalan pintas (potong kompas menuju Bima), begitu naik melintas bukit TEKA ATI (Tanjakan Ati) maka dibawah bukit tepatnya di balik bukit akan terlihat perkampungan masyarakatdan di antaranya terdapat desa Mpuri daerah kabupaten Bima.

Sultan Yakub yang ketika itu telah berusia tua kesudahannya menetap dan wafat di desa Mpuri bareng dengan beberapa kerabat Sultan lainya. Sultan Yakub diasingkan atau dibuang oleh pemerintahan VOC ke Mpuri karena politik pemerintahan penjajah saat itu. Melihat latar belakang sejarah atau peristiwa tersebut, maka dapat sedikit ditarik satu kesimpulan bahwa masyarakat desa Mpuri ada kaitan atau relasi yang sangat akrab dengan pihak kesultanan Dompu,alasannya adalah konon dongeng para pengikut Sultan Yakub sebagian tidak kembali ke dompu tetapi mereka akibatnya menikah dan menetap di Mpuri begitu Sultan wafat. Hal itu juga diperkuat dengan penuturan isteri dari sultan Dompu terakhir MT.Sirajuddin ialah HJ.Siti Hadijah (Ruma Siwe) Kepada penulis dikediamannya komplek ASI Dompu beberapa waktu lalu. Ruma Siwe mengatakan bahwa sebagian masyarakat desa Mpuri itu ada kaitan atau hubungan darah dengan pihak kesultanan Dompu jika menengok kebelakang dari insiden hijrahnya Sultan Yakub karena pembuangan politik pemerintah penjajah waktu itu. Bahkan hingga dikala ini makam Sultan Yakub masih ada dan terawat di Desa Mpuri tersebut, oleh warga setempat makam tersebut di kenal dengan istilah RADE NDUPA  

Salah seorang budayawan sekaligus tokoh penduduk Dompu H. Nurdin Umar kepada penulis menuturkan, sultan Yakub yang diasingkan oleh pemerintahan penjajah ketika itu ibarat "SENATORIUM "dimana sultan Yakub saat itu tengah megalami sakit sehingga pihak pemerintah penjajah membuat kebijakan sementara untuk mengisti rahatkan Sultan Yakub di suatu kawasan khusus yaitu di dusun Mpuri. H.Nurdin Umar juga sependapat kalau penduduk Mpuri itu masih ada korelasi darah dengan masyarakat Dompu alasannya adalah dikala Sultan Yakub diasingkan ke Negeri Mpuri beserta para kerabat dan keluarganya itu sebagian dari saudara akrab sultan banyak yang menetap dan menikah di Mpuri sampai beranak cucu. "Contohnya sebagian warga kelurahan potu ini nenek moyangnya juga berasal dari tempat Dena dan Mpuri, "Papar H.Nurdin Umar kepada penulis dikediamanya di kelurahan Potu kecamatan Dompu beberapa waktu lalu.

Mengenai lokasi SO MANGGE KALO berdasarkan H.Nurdin Umar, pada sekitar tahun 1981 yang kemudian dilokasi tersebut pernah ditemukan sebuah KAPAK BATU peninggalan zaman dahulu dan dikala ini barang tersebut disimpan di musium Negeri Mataram NTB. Lokasi SOO MANGGE KALO dulu merupakan lokasi pemukiman masyarakatjaman antik bahkan jauh sebelum adanya tatanan kehidupan pemerintah mirip adanya kerajaan. Mantan Bupati Dompu H.Abubakar Ahmad, SH pernah menyatakan bahwa, lokasi SO MANGGE KALO itu merupakan salah satu bukti dan saksi sejarah yang tidak mampu di bohongi alasannya lokasi tersebut merupakan sejarah bagi penduduk Dompu itu sendiri.





Source: H. R. M. Agoes soeryanto, Sejarah Kabupaten Dompu, pemerintah Kabupaten Dompu tahun 2013.




Sumber https://www.mooreyi.com/


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)